Jumat, 20 Maret 2009

KUMPULAN MAKALAH PENDIDIKAN

TUGAS
Setrategi Belajar Mengajar
dan
Administrasi dan Supervisi Pendidikan





Program Akta IV
Disusun oleh : ANDI PURNAMA,S.T
NO. Pokok Mahasiswa : 2004540080




UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PROGRAM AKTA IV
Jakarta , November 2005

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


1. Identitas
1. Nama Praktikan : Andi Purnama, S.T
2. Sekolah latihan : SMU BAKTI MULYA 400
3. Hari , Tanggal : ...................., .... November 2005
4. Bidang Study : KIMIA
5. Pokok Bahasan : Persamaan Reaksi Kimia
6. Kelas / jam / waktu : I / ........................./ 2 X 45 menit

2. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
· Siswa dapat memahami persamaan reaksi Kimia dari reaksi sederhana sampai reaksi yang kompleks.
· Siswa dapat mengidentifikasi gejala – gejala yang terjadi dalam suatu reaksi kimia.

3. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
·Siswa dapat membedakan antara zat pereaksi dengan zat hasil reaksi.
·Siswa dapat menyetarakan persamaan reaksi dengan tepat.

4. Materi Pelajaran
Persamaan reaksi menggambarkan rumus kimia zat-zar pereaksi (reaktan) dan zat-zat hasil reaksi (produk) yang dibatasi oleh tanda panah.
Persaman reaksi yang sempurna menunjukan wujud zat yang terlibat dalam reaksi. Adapun wujud zat dapat dikelompokan menjadi empat yaitu : Zat padat (s), zat cair (l), larutan (aq), dan zat gas (g).
Berikut ini salah satu contoh reaksi kimia yang sempurna :
a. Mg (s) + 2 HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)
b. 2H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l)



5. Pendekatan dan Metode yang digunakan
Metode Bervariasi :
Demonstrasi
Ceramah
Diskusi
Study Kasus.
6. Kegiatan Belajar Mengajar / Desain Pembelajaran + Strategi Belajar Mengajar
No.
Kegiatan
Waktu
Metode
1.
Pendahuluan
a. Apersepsi
Guru Bertanya ke murid tentang apa
persamaan reaksi ditinjau secara umum.
b. Motivasi
Guru menjelaskan tentang manfaat yang dapat
dipelajari dari materi persamaan reaksi kimia.
10 menit
Ceramah
Tanya jawab





2.
Kegiatan Inti
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
membaca secara sekilas poko bahasan
persamaan reaksi kimia.
b. Guru menanyakan ke siswa mengenai
pemahaman awal tentang persaman reaksi
kimia.
c. Guru mendemonstrasikan peristiwa persamaan
reaksi kimia di depan kelas.
d. Guru membimbing diskusi untuk mencoba
membuat kesimpulan tentang pengertian dan
makna dari persamaan reaksi.
60 menit
Demonstrasi
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab




3.
Pendahuluan
a. Post Test. Guru menilai langsung dengan bertanya secara
lisan ke beberapa siswa tentang materi yang dibahas.
b. Guru bersama-sama siswa mengadakan refleksi terhadap
proses dan hasil belajar.
c. Guru memberikan tugas / PR kepada siswa.
20 menit
Pengayaan
Penugasan






7. Alat Bantu dan Sumber Pelajaran
Alat Bantu yang digunakan :
Tabel Sistem Periodik
Alat peraga untuk demonstrasi (kapur tulis + air )
Sumber Pelajaran
Buku Paket Kimia " penerbit Erlangga"
Buku Paket Kimia " penerbit Tiga Serangkai"
1001 Plus Soal dan Pembahasan Kimia "penerbit Erlangga".

8. Pertanyaan / Soal Bahan Evaluasi :
1. Perhatikan persamaan reaksi berikut :
Mg (s) + 2 HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)
Dalam reaksi kimia diatas tentukanlah
a. Mana yang disebut reaktan ?
b. Mana yang termasuk zat hasil reaksi ?
c. Wujud zat apa saja yang ada dalam reaksi diatas ?

2. Setarakanlah Reaksi kimia berikut ini............?
H2 (g) + O2 (g) H2O (l)
3. Tuliskanlah syarat – syarat persamaan reaksi yang sudah setara !

9. Kunci Jawaban :
1. Diketahui Reaksi Kimia :
Mg (s) + 2 HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)
Zat reaktan yaitu : Mg (s) + 2 HCl (aq)
Zat hasil reaksi : MgCl2 (aq) + H2 (g)
Wujud zat yang ada di reaksi diatas yaitu : (s) zat padat, (g) zat gas, (aq) larutan dalam air

2. Penyetaraan reaksi sebagai berikut :
H2 (g) + O2 (g) H2O (l)
Setelah disetarakan menjadi :
2H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l)

3. Syarat – syarat persamaan reaksi yang sempurna sebagai berikut :
a. Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus kimia yang benar
b. Memenuhi hukum kekekalan massa
c. Wujud zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus kimia.





Jakarta, ..... November 2005
Guru Kimia




(ANDI PURNAMA, S.T)





Teknologi Pendidikan dan Metode Pembelajaran Agama

A. Tujuan
1. Memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mentransformasikan berbagai teori dan konsep serta teknologi pendidikan dan pengajaran agama.
2. Memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai macam-macam cara mencerdaskan kehidupan akademik anak didik.
3. Memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mengaplikasian berbaai teori keguruan dalam bidang tugasnya.
4. Mampu mengembangkan konsep dan teori mengenai didaktik, metodik dan instruksional dalam bidang tugas yang diemban kelak.
B. LINGKUP MATERI
Mata kuliah ini membahas secara mendalam berbagai teori dan konsep teknologi pendidikan dan metodologi pengajaran agama.
Mata kuliah ini juga membicarakan berbagai kosep teori didaktik, metodik dan instruksional mengenai ketrampilan dan kemampuan guru menjadi seorang profesional dalam bidang tenaga edukasi (guru, dosen dan pendidik), sehingga biang studi yang dibelajarkan kepada anak didik menjadi miliknya (achivement) dan menjadikan mereka anak didik yang menguasai ilmu dan ketrampilan tersebut.
C. Pokok bahasan
1. Wawasan Profesi keguruan
2. Tugas dan tanggung jawab guru
3. Kompetensi guru
4. Profesi dan kode etik guru
5. Macam-macam tipe belajar anak didik
6. Motif dan motivasi
7. Mediapembelajaran
8. Macam-macam pola instruksional
9. Persiapan pembelajaran
10. Perencanaan disain instruksional
11. Pendekatan sistem dalam pembelajaran
12. Ingat dan lupa

D. Kepustakaan
1. Aminuddin Rasyad, Prof, Teori Belajar dan Pembelajaran, UHAMKA Press dan PEP, Jakarta Oktober cet. Ke 3, 2003.
2. Mudhofir, Teknologi Instruksional, Remaja Rosyda, Bandung, 1990.
Guru tdak hanya mengajar tetapi juga mendidik.
Didaktik adalah cara menyampaikan bahan pengajaran.
Instruksional sama dengan pembelajaran.
Peer teaching adalah mengajar kepada sesama teman (saling mengajar sesama teman).
Tugas dan tanggung jawab guru
(Duty and teachers responsibility)
Tugas guru atau pendidik antara lain :
1. Tugas Akademik
2. Tugas Amanah
3. Tugas Kemasyarakatan
4. Tugas Manusiawi
5. Tugas Pembentukan (mendidik)
Ad.1. mencerdaskan kehidupan ilmiah anak didik à pintar, cerdas, trampil, dapat melanjutkan studi, mampu mengamalkan ilmu yang diperoleh. Tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa. Orang yang beriman mempunyai ilmu yang tinggi.
Ad.2. kepercayaan dari Allah, orang tua, masyarakat, pemerinah, tempat bekerja. Tugas amanah yang dicari, diwakilkan “ Aku selain disuruh Allah menyampaikan syariah juga menyampaikan ilmu “ Hadis Nabi Muhammad SAW.
- amanah dari kedua orang tua
- mencerdaskan kehidupan masyarakat
- tugas/kepercayaan pemerintah à terakreditasi
- kepercayaan yayasan
- tugas yang dicari à melamar
- tugas yang diwakilkan à bila ada yang tidak masuk/pengganti
Ad.3. anak yang dididik akan kembali ke masyarakat misalnya mendapat pekerjaan
Ad.4. tugas panggilan hati nurani, menjadi anak memanusiakan manusia à Human Kind Harus anak didik lebih baik dari gurunya.
Ad.5. anak yang sedang tumbuh kita pengaruhi untuk memiliki tingkah laku terpuji. Pembentukan bakat kemampuan anak menjadi baik. Improv à akhlak à khuluk 1) pakainan dalam, 2) pakaian luar. Lahiriah pencerminan keadaan batin seorang. Tingkah laku lahir batin.


Guru berwibawa :
- dipercaya (honesty)
- disiplin (dicipline)
- ikhlas (tidak kikir ilmu)
- tidak sombong
Profesi adalah keahlian dalam bidang tertentu yang dituntut yang diperoleh melalui pendidikan tinggi dan diawasi oleh kode etik.
Dalam bahasa inggris yang disebut profesi adalah :
Profession is accupation on the level of higher education and geverment by its own code of ethics.
Guru profesi dibidang keilmuan dan seni.
Mengajar atau memberi pelajaran disebut The Art of Teaching, baca buku Gilbert High : The Best of Teaching.
Kode etik merupakan pengawasan atas pekerjaannya.

Metode Pembelajaran
Metode semiar, seminar berasal dari kata seminary, yaitu kegiatan yang pada awalnya berlaku di kalangan gereja. Para Pastor disuruh membaca kitab-kitab agama seperti perjanjian lama dan perjanjian baru (old testament and new testamnent). Hasil bacaan masing-masing Partor disusun dalam bentuk tulisan atau makalah-makalah. Masing-masing makalah atau paper tersebut dibacakan oleh yang bersangkutan kemudian dibahas secara bersama-sama untuk memperoleh kesatuan pemahaman. Dalam pembahasan tersebut terjadilah diskusi dibawah moderator Pastor Kepala. Maka cara pemahaman masalah seperti ini disebut seminar. Dewasa ini metode seminar telah berlaku umum diperguruan tinggi dan dalam perbincangan akademis dalam membahas topik atau pokok bahasan yang dipercayakan kepada seseorang dalam bidangnya. Dalam metode seminar ini murid-murid atau mahasiswa membuat makalah kelompok yang ditugaskan guru atau dosen. Salah seorang dari siswa atau mahasiswa membacakan makalah kelompok, kemudian ditanggapi oleh seluruh kelas. Guru atau dosen bertindak sebagai moderator, mengatur jalannya seminar, memberikan ulasan, komentar dan koreksi. Dalam seminar ini pokok bahasan atau bagian mata pelajaran dipelajari lebih dahulu oleh siswa (mahasiswa berdasarkan refrensi/ daftar perpustakaan).
Metode seminar bisa dimulai pada kelas 2 dan 3 SLTA.
Fakultas Adap di Fakultas Agama Islam (FAI), dulu ada PGA 6 tahun.
Moderator
Aliran moderat (aliran tidak eksrim) atau pertengahan. Maka orang yang jadi penengah disebut moderator.
Keunggulan metode seminar, memacu untuk membaca lebih dari satu buku.

Komponen Pembelajaran (Instructional Component)
Aktivitas guru dalam menyajikan bahan pelajaran (bahan ajar) merupakan kegiatan yang konsisten artinya kegiatan pembelajaan yang dilakukan guru, terdiri ari beberapa bagian atau komponen yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya. Bagitu juga halnya dengan metode pembelajaran yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang terdapat dalam kurikulum.
Berikut ini dikemukakan komponen pembelajaran tersebut yaitu :
1. Pesan
Materi, ajaran, informasi, ide, data, fakta, pengalaman.
Contoh : bidang studi yang terdapat dalam kurikulum.
2. Orang
Orangyang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyampai, penyaji, pertransformasi.
Contoh : Guru, Dosen, pembimbing peserta didik, tutor.
3. Bahan
Segala sesuatu yang mengandung pesan untuk disajikan; Fiqih, aqidah, akhlak, Al-Quran, Hadis. Contoh : transparancy, buku bahan ajar, modul dan lain-lain. Distance Learning à pembelajaran jarak jauh (televisi).
4. Alat
Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan. Contoh : papan tulis, radio, televisi, film, strip, tape recorder.
5. Teknik
Acuan yang digunakan untuk membantu tersajinya bahan dan pesan. Contoh : macam-macam metodologi, pusat sumber belajar, workshop dan sebagainya.
6. Lingkungan
Situasi sekitar yang mempengaruhi lomponen instruksional. Contoh : lingkungan fisik, non fisik, suasana motivasi, penerangan, akustik dan lain-lain.

Metode PQRS :
P : Preview yaitu menelusuri materi secara garis besar, terutama bila mencari buku yang diperlukan, mulai ari judul, pengarang, kata pengantar, uraian bab, kepustakaan, lampiran dan indeks pada bagian belakang buku (names index dan subject index).
Q : Question yaitu pertanyaan yang timbul dalam diri, apakah buku yang ada dihadapan saya atau yang sedang di telaah ini sesuai, baik, memuaskan dan sesuai dengan materi yang dicari.
R : Read yaitu membaca dan mendalami yang ditemukan.
S : Summary yaitu membuat ringkasan dan catatan dari materi yang dibaca.

Sistem kartu (Card System)

Nama pengarang, judul, penerbit, tempat, tahun, halaman
------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
……………………………………………………………

Rasyad Aminuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, UHAMKA Press, 2005, halaman 124-127
………………………………………………………..
…………………………………………………………
………………………………………………………..



Materi pendidikan agama Islam :
1. Ibadah
2. Tarikh
3. Fiqih
4. Keimanan
5. Bahasa Arab
6. Al – Qur’an
Berbagai tipe belajar peserta didik
Mengetahui berbagai tipe belajar peserta didik sangat penting bagi setiap guru, sehingga dapat digunakan menjadi modal dasar bagi :
pemberian bimbingan dalam proses mengajar
memilih metode mengajar yang tepat guna (valid)
pemilihan media pendidikan yang serasi dengan tujuan pokok bahasan.
Dibawah ini dikemukakan secara umum karekteristik tipe belajar peserta didik pada umumnya, yaitu :
Tipe Peserta didik yang visual : “Mereka mengendalikan aktivitas belajarnya kepada materi pelajaran yang dilihatnya”.
Tipe Peserta didik yang Auditif ; “Siswa mengandalkan kesuksesan belajarnya dengan mengandalkan pendengarannya”.
Tipe Pesertan didik yang taktil : “Menhandalkan keberhasilan belajarnya dari rabaan atau sentuhan”.
Tipe Peserta didik yang olfaktoris:”Mudah mengikuti pelajaran dengan menggunakan indera penciuman”.
Tipe Peserta didik yang gustative: “Mengutamakan indera kecap lidah dalam belajar”.
Tipe Peserta didik yang campuran (kombinatif):”Peserta didik yang mampu menggunakan lebih dari satu alat inderanya dalam mengikuti pelajaran.
Model-model pembelajaran
Tugas guru yang utama adalah memberi pelajaran atau pembelajaan dengan menggunakan macam-macam metode pembelajaran antara lain adalah metode bervariasi yaitu menggunakan lebih dari satu macam metode seperti mengajar “Sejarah” guru dapat menggunakan metode ceramah disamping metode lainnya yang cocok digunakan untuk mata pelajaran sejarah seperti metode tanya jawab, diskusi dan metode pemberian tugas.
Dibawah ini dikemukakan beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain :
Tujuan pembelajaran à Guru + Media Pembelajaan à Siswa (model tradisional)
Tujuan pembelajaran à Guru + Asisten + Media Pembelajaran à Siswa (model tradisional dengan pembaharuan)
Tujaun pembelajaran à Tugas + Diskusi + Siswa (model modern / CBSA)
Tujuan pembelajaran à Asisten + Media Pembelajaran à Siswa (model tradisional)
Tujuan pembelajaran à Media Elektronik (Televisi, Tape Recorder atau learning elektric /E Learning). Learning melalui komputer (wibe site), model mutakhir, model pembelajaran mutakhir. Guru tidak hadir dalam proses pembelajaran, dia hanya menyuruh siswa mandiri melalui pusat sumber belajar yang terdapat dalam media elektronika. Dengan model terakhir ini pembelajaran tetap berlangsung tanpa kehadian guru. Model Mutakhir ini berarti digunakan dengan berbagai alasan seperti guru tidak ada ditempat atau mengaktikan siswa.
6. Peer Teaching à mengajar sesama teman.

Evaluasi Belajar
Objektive
Multiple Choice (pilihan ganda)
Salah benar (True false)
Melengkapi soal (matching test)
Sebab akibat
Subjective
Test Lisan (oral test)
Test tulisan (writing test)
Pengamatan guru
Membuat ringkasan (resume) atau abstrak.
Test objective kelemahannya adalah quessing (terka-terka)
The future is in the present
The present is in the past
The future of future is ini the future


Media pembelajaran
Media jamak dari medium (bahasa latin) berarti perantara, alat untuk mencapai tujuan atau penengah.
Untuk susksesnya bidang tugas guru secara formal di kelas, banyak dibantu oleh media pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk memperjelas makna dan tujuan pokok bahasan yang disampaikan dalam dua jam mata pelajaran :
SD : 60 menit
SLP : 80 menit
SLA : 90 menit
PT : 100 s/d 150 menit
Media pembelajaran tradisional adalah papan tulis dan penampilan guru didepan kelas. Guru yang baik adalah banyak menggunakan papan tulis dalam proses pembelajaran dan gaya guru mengajar seperti mimik, suara, gerak-gerik, dan keseriusan menyajikan pokok pahasan. Guru yang kurang baik penampilan didepan kelas yang banyak duduk, jarang menggunakan papan tulis sebagai satu-satunya media yang ada di depan kelas.

Macam-macam media pembelajaran
Langsung (benda asli)
Tidak langsung (tiruan, sket, gambar)
Hartman bila saya mengajar mata pelajaran biologi mengenai kerbau, kerbau itu saya bawa kedepan kelas. Bila tidak mungkin (karena sesuatu hal), anak didik saya bawa ke kandang kerbau.
Achievement tujuan pembelajaran, penguasaan bahan yang menjadi milik murid.
Achiever siswa yang mampu menguasai bahan yang diajar.
Underachiever siswa yang kurang mampu menguasai bahan yang diajar.
Macam-macam cara yang harus di kuasai guru untuk mencapai tujuan disebut metodologi.
Contoh metode pembelajaran:
- Metode ceramah (preaching methode atau thariqah al mudharah) à to preach : berkutbah à thariqun : jalan à hadirun à hadir. Metode ini dikenal dikalangan agama dari pendidikan Pastor. Syarat untuk berceramah dituntut menguaai kompetensi pembelajaran buku Teori Belajar dan Pembelajaan halaman : 116 - 117.
Verbal fasility à kemampuan oral/harus lancar dalam berbicara.
Untuk dapat mengajar harus ada persiapan mengajar
SAP : Satuan Acara Pengajaran (dulu) Pembelajaran (sekarang).
Konsisten : taat azas à adil
Uswatun hasanah à guru ditiru dan digugu.
Isi SAP : (Bentuk isi Satuan Acara Pembelajaran)
1. Judul Pokok Bahasan : Ekonomi Negara
2. Sub Bahasan : Koperasi
3. Buku Sumber : Judul …… (Drs. Moh. Hatta)
4. Kelas : III SMA Neg. 20.
5. Waktu : 7.30 s/d 9.00 WIB
6. Metode : - Ceramah, Tanya Jawab, Bervariasi
7. Jalan pembelajaran : a. Pembukaan
- Salam
- Pretest * Lisan, Tulisan à Apersepsi (mengankat kembali
ilmu yang sudah didapat), Motorik à Up perseption
b. Menyampaikan Bahan Pelajaran Baru.
c. Petutup à Post Test à tanya jawab, tugas dan alhamdulilah
Motif dan motivasi
A. Motif à bergerak atau dorongan

Ada 2 macam motif :
Motif dari dalam diri yang menggerakan seseorang untuk berbuat, disebut motif intrinsik atau instrinsic motive, misalnya belajar untuk memperoleh nilai tinggi, lulus ujian (siswa), memperoleh IP (Indeks Prestasi) tinggi, sehingga mudah mencari pekerjaan. Motif intrinsik adalah dorongan untuk berbuat sesuatu atas kesadaran diri sendiri, tanpa pengaruh dari orang lain. Motif intrinsik adalah terbaik untuk kesuksesan seseorang dalam bidang studi. Motif itu bisa dalam cita-cita, niat, ide, tujuan tertentu, kemauan yang kuat. Nabi Muhammad bersabda “ manjadah wajadah “ artinya siapa yang berurusan sungguh-sungguh tentu sukses atau mendapat apa yang diusahakannya. Benyamin Franklin penemu petir, belajar dari motif semut mencari gula , coriusity (dorongan ingin tahu) besar.
Motif yang datang dari luar tanpa sengaja, tetapi mempengaruhi orang yang bersangkutan untuk berbuat. Motif seperti ini disebut motif ekstrinsik atau extrinsic motive misalnya seseorang masuk UMJ karena melihat temannya sukses belajr dan sekarang telah diterima menjadi guru negeri (PNS). Pertemuan tidak sengaja ini memacu dirinya untuk belajar dan asuk Akta IV.
B. Motivasi

Adalah upaya yang dilakukan sengaja untuk mendorong seseorang untuk berbuat, sehingga tujuan yang ada pada dirinya tercapai. Orang yang mendorong tersebut disebut motivator. Guru adalah motivator bagi anak didiknya. Dengan motivasi dari guru, anak didiknya makin giat dan aktif belajar. Motivasi siatnya dilakukan dengan sengaja, berencana dan berulang-ulang. Alah seoang tokoh pendidikan bernama Donald O Hebb menemukan teori motivasi yang dapat dipergunakan untuk mendorong orang untuk berbuat, terutama untuk mengaktifkan, menguatkan murid dalam proses belajar dan pembelajaran.
Dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran halaman 93 s/d 101 teori motivasi Donald O Hebb. Untuk mendorong anak didik kita yaitu :
Arousal atau membangkitkan minat belajar. To arise à membangunkan. Bentuknya memberi semangat tidak mematahkan semangat.
Expectancy à menimbulkan harapan, optimis daam diri anak didik, sehingga anak didik berusaha dan mencba lagi sehingga sukses.

Underachiever à siswa yang berada dibawah à bia ditingkatkan menjadi over achiever.

Guru yang baik :
1. A keen observer à pengamat yang jeli terhadap anak didik.
2. An artist à bersikap sebagai seorang yang disenangi (artist)
3. Memiliki verbal fasility à kemampuan an kemuahan dalam berucap, tidak gagu/tersendat-sendat dan mengulangi kata-kata yang sama dalam proses pembelajaran misalnya justru, daripada dan lain-lain.
4. Incentive à memberikan dorongan dalam bentuk hadiah/fasilitas. Di Perguruan Tinggi bentuk jumlah SKS yang diambl sesuai IPK nya.
5. Punishment à hukuman yang dapat mendorong peserta didik. Hukuman yang diberikan tidak boleh dalam bentuk hukuman fisik yang dapat menebabkan cidera atau penderitaan seperti hukuman berdiri didepan kelas, push up dan lain-lain. Hukuman merupakan alternatif terakhir.
Kode Etik Guru Indonesia
Sebagaimana diketahui kode etik berarti aturan dan pedoman yang digunakan oleh setiap guru dalam profesi kependidikannya dalam melaksanakan tigas yang diembannya, tanpa memandang imbalan jasa yang mungkin diterimanya.
Di bawah ini kita kemukakan sembilan kode etik guru Indonesia yang telah menjadi kesepakatan bersama dan tertuang dalam SK Menpan No.26 Tahun 1989 tentang pekerjaan guru sebagai Jabatan Profesional, yaitu :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan Pancasilais.
2. Guru memiliki jiwa kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik tetapi menghindarkan diri dari berbagai bentuk penyalah gunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan baik dengan orang tua siswa demi kepentingan pendidikan anak.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau secara bersama mengembangkan dan meningkatkan mutu profesi.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik dalam hubungan kerja maupun hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi profesional sebagai sarana pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Tugas di buat pada bulan November 2005
Oleh : ANDI PURNAMA/200450080








Mata kuliah Psykologi Pendidikan
POKOK BAHASAN :
1. Ruang Lingkup Ilmu Jiwa PENDIDIKAN
2. PRANA ILMU JIWA PENDIDIKAN
3. PENELITIAN DALAM ILMU JIWA PENDIDIKAN
4. PANDANGAN PSIKOLOGIS TENTANG BELAJAR

DISUSUN OLEH :
ANDI PURNAMA
NPM: 2004540080


Program Akta IV
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEPTEMBER 2005



PENDAHULUAN

Menurut arti kata-katanya makna psikologi sering diterjemahkan menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche, yang berarti “jiwa, roh, dan kata logos, yang berarti ”ilmu. Sebenarnya terjemahan tersebut kurang tepat, karena beertitik tolak dari pandangan dualisme manusia, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian yaitu jasmani dan rohani.
Seolah – olah kalau kita mendengar kata “ilmu jiwa”, maka terbayang pada kita bahwa yang dipelajari oleh ilmu itu ialah sesuatu yang tidak kelihatan, yang abstrak, yang berada didalam diri manusia atau makhluk hidup yang lain. Segala sesuatu yang kelihatan, yang bersifat jasmani pada diri manusia tidak menjadi persoalan.
Pandangan atau bayangan yang demikian adalah tidak benar, keliru, psikologi adalah ilmu yang ingin mempelajari manusia. Manusia sebagai suatu kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Manusia sebagai suatu kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Manusia sebagai individu. R.S. Woodworth memberibatasan tentang psikologi sebagai berikut: “Psycology can be defined as the science of the activities of the individual”.
Apa yang hendak diselidiki oleh psikologi ialah segala sesuatu yang dapat memberikan jawaban tentang apa sebenarnya manusia itu, mengapa ia berbuat/ berlaku demikian, apa yang mendorongnya berbuat demikian, apa maksud dan tujuannya ia berbuat demikian. Dengan singkat dapat kita katakana bahwa psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Tentu saja kata tingkah laku di sini harus diartikan secara luas.
Yang dimaksud dengan tingkah laku disini ialah segala kegiatan / tindakan/ perbuatan manusia yang kelihatan maupun tidak, yang disadari maupun tidak disadari. Termasuk di dalam nya cara ia berjalan, berbicara, berfikir,mengambil keputusan, cara ia melakukan sesuatu cara bereaksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupun dari dalam dirinya. Dengan kata lain: bagaimana cara manusia itu/ seseorang berinteraksi dengan dunia luar, seperti dikatakan oleh Woodworth: “ Psycology studies the individual’s activities in relation to environment”.
Crow & Crow memberikan batasan tentang psikologi sebagai berikut : “ Psycology is the study of human behavior and human relationship”. Dari batasan tersebut jelas bahwa yang dipelajari oleh psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik yang berupa manusia lain maupun yang bukan berupa manusia seperti hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya. Kiranya perlu diingat bahwa psikologi tidak hanya berhubungan dengan tingkah laku manusia saja. Ahli-ahli psikologi juga meneliti tingkah laku hewan, seperti, simpanse, anjing, tikus, serangga, dan lain-lain. Penyelidikan-penyelidikan itu dilakukan dalam hubungan penyelidikan terhadap tingkah laku manusia. Batasan yang diberikan oleh Sartain berikut ini kiranya mudah kita mengerti : “ Psycologi isd the scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human behavior”. (Terjemahan bebasnya sebagai berikut : “ Psikologi adalah ilmu yang memepelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia )” .


I. RUANG LINGKUP ILMU JIWA PENDIDIKAN / PSIKOLOGI
PENDIDIKAN

Mengingat bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi ke dalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik – topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan.
Di samping apa yang telah dikemukakan Pintner dalam kutipan di atas, Crow & Crow secara eksplisit mengemukakan: “ Psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan berusaha untuk menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara ilmiah.
Sesuai dengan pendapatnya itu, Crow & Crow mengemukakan bahwa data yang dicoba didapatkan oleh psikologi pendidikan yang dengan demikian merupakan lingkup psikologi pendidikan antara lain :
Sampai sejauh mana factor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar.
Sifat – sifat dari proses belajar
Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning readiness).
Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasana belajar.
Perubahan – perubahan jiwa yang terjadi selama dalam belajar.
Hubungan antara prosedur- prosedur mengajar dengan hasil belajar.
Teknik – teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
Pengaruh / akibat relative dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman –pengalaman belajar yang incidental dan formal terhadap suatu individu.
Nilai / manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil/ sekolah.
Akibat / pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.

Untuk memperkaya pandangan kita tentang ruang lingkup psikologi pendidikan, berikut ini kami kemukakan apa yang diuraikan oleh Good and Br ophy dalam bukunya yang berjudul “Educatinal Psychology, A Realistic Approach” (1977), yang menurut pendapat kami lebih up to date sesuai derngan perkembangan dan pendidikan dewasa ini. Ia menguraikan dalam bukunya secara popular berdasarkan hasil-hasil pnelitian dari berbagai ahli, dan disertai pula contoh-contoh yang diambil dari praktek kehidupandisekolah.
Di dalam buku tersebut Good and Brophy menguraikan tentang psikologi pendidikan menjadi enam bagian yang terdiri dari 16 bab.
Bagian 1 : Menguraikan tentang psikologi dalam hubungannya dengan tugas guru.
Bagian 2 : Manajmen Kelas, yang mencakup antara lain:
- Perkembangan dan sosialisasi anak
- Kepemimpinan dan dinamika kelompok
- Psikologi eksperimental ( menguraikan modeling, reward, punishment, dan extinction ).
- Hasil – hasil penelitian manajmen kelas.
- Menguraikan masalah – masalah manajmen melalui persiapan yang baik dan pengajaran yang efektif.
Bagian 3 : Menguraikan masalah belajar, yang meliputi antara lain :
- Pengertian tentang belajar
- Prinsip – prinsip Umum belajar :
· tipe – tipe belajar
· perhatian dan persepsi
· transfer dalam belajar
· perbedaan – perbedaan individual dalam belajar
- Model – model dan desain instruksional
- Prinsip – prinsip pengajaran.

Bagian 4 : Pertumbuhan, perkembangan dan pendidikan yang berisi antara lain :
- Prinsip-prinsip perkembangan psikologi
- Perkembangan fisik :
· Perkembangan kognitif
· Perkembangan personil dan social
· Kreativitas
· Sosialisasi
- Aplikasi prinsip-prinsip perkembangan ke dalam pendidikan.
Bagian 5 : Mengenai Motovasi, yang meliputi antara lain :
- Pengertian motivasi
- Prilaku stimulus – respon
- Teori kognitif dari motivasi
- Disonansi
- Aplikasi motivasi dalam pendidikan dan pengajaran.
Bagian 6 : Prinsip – prinsip evaluasi dan pengukuran, yang meliputi :
- Macam – macam tes
- Cara – cara menyusun tes essay dan tes objective
- Performance test
- Prosedur penilaian
- Monitoring kemajuan siswa
- Reliabilitas dan Validitas test
- Penggunaan statistic dalam mengolah hasil tes.

Dari apa yang telah diuraikan diatas, jelas betapa luas bidang garapan yang tercakup dalam psikologi pendidikan itu. Namun demikian untuk memudahkan penguasaannya kita harus membedakan pengertian psikologi pendidikan sebagai disiplin ilmu dengan psikologi pendidikan sebagai suatu mata kuliah. Jika kita pandang sebagai disiplin ilmu berarti psikologi mencakup mata kuliah : “ psikologi perkembangan, manajmen instruksional, prinsip-prinsip belajar mengajar, penilaian pencapaian belajar siswa, dan psikologi pendidikan. Sedangkan kalau kita pandang sebagai mata kuliah maka cakupannya hanya meliputi mata kuliah psikologi pendidikan saja.


II. PRANA ILMU JIWA PENDIDIKAN
( OBYEK PSIKOLOGI PENDIDIKAN ATAU OBYEK ILMU JIWA
PENDIDIKAN )

Di pendahuluan telah dituliskan bahwa psikologi adalah ilmu yang berusaha menyelidiki manusia, jadi yang menjadi obyek dari psikologi adalah manusia. Karena sifat-sifat manusia yang sangat kompleks dan unik, maka obyek psikologi biasanya dibedakan menjadi dua macam :
Obyek material, yakni obyek yang dipandang secara keseluruhannya. Adapun obyek material dari psikologi ialah manusia. Manusia, disamping menjadi obyek psikologi juga menjadi obyek ilmu-ilmu yang lain. Sosiologi, antropologi, sejarah, biologi, ilmu kedokteran, ilmu hokum, ilmu pendidikan, semuanya obyeknya adalah manusia.
Obyek formal, jika dipandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan psikologi itu. Dalam hal ini maka obyek formal dari psikologi adalah berbeda-beda menurut perubahan zaman dan pandangan para ahli masing-masing. Pada zaman Yunani sampai abad pertengahan misalnya, yang menjadi obyek formalnya adalah hakekat jiwa. Kemudian pada masa Descartes obyek psikologi itu ialah gejala – gejala kesadaran, yakni apa – apa yang langsung kita hayati dalam kesadaran kita, misalnya “ tanggapan, perasaan, emosi – emosi, hasrat, kemauan, dan sebagainya. Pada aliran Behaviorisme yang timbul di Amerika pada permulaan abad ke-20, yang menjadi obyeknya ialah tingkah laku manusia yang tampak (lahiriah). Sedangkan pa da aliran psikologi yang dipelopori oleh Freud, obyeknya ialah gejala-gejala ketidaksadaran manusia.

Jelas kiranya sekarang, bahwa jika dilihat dari bermacam – macamnya apa yang menjadi obyek formal dari pada psikologi manusi benar-benar merupakan suatu yang kompleks sifatnya dan unik. Itulah pula sebabnya maka jika ditinjau dari perkembangannya dari semula sampai sekarang psikologi telah berkembang sedemikian pesatnya, sehingga kini kita mengenal bermacam – macam psikologi .
Secara sistematis macam – macam psikologi itu dapat dibagai menjadi dua golongan besar yaitu sebagai berikut :

Psikologi Metafisika,
Yaitu psikologi yang menyelidiki hakekat jiwa seperti yang dilakukan oleh Plato dan Aristoteles.
Psikologi Empiri,
Yaitu psikologi yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia dengan menggunakan pengamatan ( observasi ), percobaan atau eksperimen dan pengumpulan berbagai macam data yang ada hubungannya dengan gejala – gejala kejiwaan manusia.
Psikologi Empiri dapat dibagi lagi atas :
a. Psikologi Umum, yaitu menyelidiki/ mempelajari gejala – gejala kejiwaan manusia pada umumnya.
b. Psikologi Khusus, yaitu menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuannya.

Maka berdasarkan penggolongan diatas terdapatlah bermacam – macam psikologi seperti antara lain :
Psikologi Perkembangan
Psikologi Pemuda
Psikologi Kedokteran
Psikologi Kriminil
Psiko – Teknik
Karakterologi (Ilmu Watak)
Psikologi Pendidikan
Psikologi Sosial
Psikologi Gestalt
Behaviorisme
Psikologi ketidaksadaran (Psikoanalisa, Individualisa, Individual Psikologi, dan Analitise Psikologi).




III. PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN / DALAM ILMU
JIWA PENDIDIKAN

Berikut ini akan kita kemukakan beberapa hasil / pendapat yang penting dari penelitian – penelitian yang dilakuan oleh ahli – ahli psikologi terhadap proses berpikir manusia .

Oswald Kulpe dengan rekan-rekannya, setelah mengadakan eksperimen-eksperimen terhadap mahasiswa-mahasiswanya dengan menggunakan metode instrospeksi – eksperimental, mendapat kesimpulan sebagai berikut :
Bahwa di dalam diri manusia terdapat adanya gejala-gejala psikis yang tidak dapat diragukan. Di samping kesan - kesan dan tanggapan – tanggapan yang diperoleh dengan alat indera masih ada gejala-gejala yang lebih abstrak dan tidak dapat diragukan .
Bahwa pada waktu berpikir, aku atau pribadi orang itu memegang peranan yang penting. Si “ aku” adalah factor yang mengemudikan semua perbuatan sadar.
Bahwa berfikir itu mempunyai arah tujuan yang tertentu. Arah tujuan berfikir ditentukan oleh soal atau masalah yang harus dipecahkannya.

Frohn dan kawan – kawannya, setelah menyelidiki bagaimana proses dan perkembangan berpikir pada anak-anak yang bisu, tuli dan membandingkannya dengan anak-anak yang normal, mengambilkesimpulan sebagai berikut :
“ Berpikir ialah bekerja dengan unsur-unsur yang abstrak dan bergerak kearah yang ditentukan oleh soal yang dihadapi. Tetapi anak-anak kecil, anak-anak yang terbelakang, dan anak-anak yang bisu-tuli, dalam berpikir itu tidak dapat melepaskan diri dari baying-bayang kongkret. Karena itu mereka tidak dapat membentuk pikiran-pikiran yang logis dan umum.

Otto Selz dan Willwoll
Dari penyelidikannya terhadap peranan tanggapan dalam proses berpikir, mereka mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Selz : “ Bahwa tanggapan-tanggapan konkret tidak mempunyai pengaruh sama sekali atau hanya sedikit sekali pengaruhnya dalam proses berfikir. Tanggapan konkret tidak amat melancarkan dan tidak pula amat merintangi jalannya pikiran.
Willwoll: “ Tanggapan konkret dapat mengganggu dan menghambat jalannya berpikir”.

Pendapat – pendapat lain dari Selz dan kawan-kawannya, yang penting bagi kita ialah “ Berpikir ialah soal kecakapan menggunakan metode-metode untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi”. Metode-metode ini dapat diajarkan kepada orang lain, asalkan tingkat perkembangan jiwa orang itu telah matang untuk menerimanya.
Berhubungan dengan kesimpulan Seltz tersebut, Prof. Kohnstamm menyatakan bahwa belajar berpikir adalah mempelajari cara – cara menggolong-golongkan pengalaman-pengalaman yang ada dalam jiwa, sehingga pengalaman yang banyak dan tidak teratur menjadi tersusun membentuk kebulatan – kebulatan yang mudah dimengerti.

Hasil – hasil penyelidikan berpikir yang telah disebut diatas, berpengaruh besar sekali terhadap perbaikan cara-cara mendidik dan mengajar di sekolah – sekolah. Dalam mendidik dan mengajar, pendidikan tidak cukup hanya mengisikan pengetahuan atau tanggapan-tanggapan yang banyak ke dalam otak anak – anak. Anak harus diajar berpikir dengan baik. Supaya anak dapat berpikir dengan baik, kita perlu memberikan hal- hal sebagai berikut :
Pengetahuan siap (parate kennis) ; “ Pengetahuan pasti yang sewaktu-waktu siap untuk dapat dipergunakan, sepeerti hafalan tentang abjad, kali-kalian 1 s/d 10 dan sebagainya.
Pengertian yang berisi, yang mengandung arti ( tidak verbalitas ) dan benar – benar dimengerti oleh anak – anak.
Melatih kecakapan membentuk skema, yang memungkinkan berpikir secara teratur dan skematis.
Soal – soal yang mendorong anak untuk berpikir. Dalam hal ini factor motofasi memegang peranan yang penting.



IV. PANDANGAN PSIKOLOGIS TENTANG BELAJAR

Pada umumnya para ahli psikologi pendidikan khususnya mereka yang tergolong cognitivitis ( ahli sains kognitif ) sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan itu sangat erat dan tidak mungkin dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni system penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia.
Menurut Bruno ( 1987 ), memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan. Bagaimana hubungan nya dengan belajr dapat anda ketahui dari contoh berikut ini. “Bila siswa anda menerima pelajaran tentang Muhammad yang diutus Allah sebagai nabi akhir zaman, mula-mula informasi tentang nabi terakhir ini akan masuk kedalam short term memory atau working memory melalui indera mata atau telinga siswa tersebut. Kemudian informasi mengenai Rasul Allah itu diberi kode misalnya dalam bentuk symbol-simbol huruf M – U – H – A – M – M – A – D. Setelah selesai proses pengkodean, informasi itu masuk dan tersimpan didalam long term memory atau permanent memory yakni memori jangka panjang atau permanent”.
Suatu saat kelak apabila siswa anda tadi memerlukan informasi mengenai nabi akhir zaman itu, misalnya untuk menjawab pertanyaan anda, maka memorinya akan kembali bekerja atau berproses mencari respon dari kumpulan item – item informasi dan pengetahuan yang terdapat dalam salah satu skema yang relevan. Skema adalah semacam file yang berisi informasi dan pengetahuan yang sejenis seperti linguistic schema untuk memahami kalimat; cultural schema untuk menafsirkan mitos dan kepercayaan adapt. Skema-skema ini berada dalam sebuah kumpulan yang disebut schemata atau schemas ( jamak dari schema ) yang tersimpan dalam sebuah subsistem akal permanen manusia. Jadi kalau kita analogikan dengan computer schemata itu kurang lebih setara dengan hard disk yang berisi file-file yang memiliki kode-kode dan isi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Menurut Best (1987) setiap informasi yang kita terima sebelum masuk dan diproses oleh subsistem akal pendek terlebih dahulu disimpan sesaat, karena hanya dalam waktu sepersekian detik, dalam tempat penyimpanansementara yang disebut sensory memory alias sensory register yakni subsistem penyimpanan pada saraf indera penerimaan informasi. Dalam dunia kedokteran subsistem ini disebut “ syaraf sensorik “, yang fungsinya yaitu mengirimkan impuls ke otak.
Ditinjau dari sifat dan cara penerapannya, ilmu pengetahuan terdiri dari dua macam, yakni ; declarative knowledge dan procedural knowledge (Best , 1989; Anderson , 1990). Declarative knowledge lazim juga disebut proposional knowledge (Evan , 1991).
Pengetahuan deklaratif atau pengetahuan proposional ialah penghetahuan mengenai informasi factual yang pada umumnya yang bersifat statis normative dan dapat dijelaskan secara lisan / verbal. Isi pengetahuan ini berupa konsep-konsep dan fakta yang dapat ditularkan kepada orang lain melalui ekspresi tulisan atau lisan.
Sebaliknya pengetahuan procedural adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau ketrampilan perbuatan jasmaniah yang cenderung bersifat dinamis. Namun pengetahuan ini sangat sulit kalau bukan mustahil diuraikan secara lisan meskipun mudah didemonstrasikan dengan perbuatan yang nyata. Oleh karenanya, pengetahuan procedural lazim dikenal sebagai know how atau “ mengetahui cara “ melakukan sesuatu perbuatan, pekerjaan dan tugas tertentu.
Ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori manusia itu terdiri atas dua macam yaitu ;
1. Semantic memory yaitu, memori khusus yang menyimpan arti – arti atau pengertian – pengertian.
2. Episodic memory, yaitu memori khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-peristiwa .

Menurut Reber (1988), dalam memori semantic, informasi yang diterima ditransformasikan dan diberi kode arti lalu disimpan atas dasar arti itu. Jadi informasi yang kita simpan bukan dalam bentuk aslinya, tetapi dalam bentuk kode yang memiliki arti.
Seorang siswa yang memiliki informasi hasil proses semantic seperti itu akan dapat memepertahankan dan mendaya gunakannya dalam waktu yang lebih ldan dalam situasi yang lebih kompleks.
Sesuai dengan namanya, banyak para ahli yang percaya bahwa memori semantic itu berfungsi menyimpan konsep-konsep yang signifikan dan bertalian antara satu dengan yang lainnya. Contoh : “ Ahmad berkata , “Saya tahu merpati adalah jenis burung yang memiliki sayap. “Dalam kalimat deklaratif ini, merpati selalu mengacu pada burung sebab burung adalag subordinate bagi unggas. Sedangkan sayap adalah karakteristik bagi burung atau unggas pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

PURWANTO M. NGALIM, PSIKOLOGI PENDIDIKAN , PT. REMAJA ROSDAKARYA , JAKARTA JANUARI 1990.

SYAH MUHIBBIN, PSIKOLOGI PENDIDIKAN , PT. REMAJA ROSDAKARYA , BANDUNG , JANUARI 1995.


























Mata kuliah Psykologi Pendidikan
POKOK BAHASAN :
1. Ruang Lingkup Ilmu Jiwa PENDIDIKAN
2. PRANA ILMU JIWA PENDIDIKAN
3. PENELITIAN DALAM ILMU JIWA PENDIDIKAN
4. PANDANGAN PSIKOLOGIS TENTANG BELAJAR

DISUSUN OLEH :
ANDI PURNAMA
NPM: 2004540080


Program Akta IV
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEPTEMBER 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar