Rabu, 17 Juni 2009

TARBIYAH UNTUK BUAH HATI



Merangkul Anak Lewat Komunikasi Positif

Jika sejak dini anak sudah sering diajak dialog, berdiskusi, bercerita, dan dibiasakan untuk berani.


Bulan Nopember tahun 2008 ada berita yang membuat saya miris. Ada penilaian yang cukup mencengangkan mengenai perkembangan Balita di Kota Bandung. Hasil salah satu Workshop yang digelar di Bandung menyebutkan bahwa 30% Balita di Kota Bandung berpotensi tumbuh dengan IQ rendah karena mengalami masalah perkembangan.

Penyebab utama gangguan tersebut adalah kurangnya stimulasi dari orang dewasa di sekitar balita tersebut. Selanjutnya Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M., salah satu pembicara dalam acara Workshop tersebut mengatakan, ada tiga faktor yang memengaruhi perkembangan anak, yaitu genetika (keturunan), lingkungan, dan stimulasi.

Lebih lanjut Dr. Kusnadi menekankan pentingnya stimulasi yang baik dari orang dewasa. Misalnya, membiasakan diri berbicara dengan anak sejak lahir dan mengajak anak bermain aktif sehingga anak selalu ingin tahu dan belajar (Pikiran Rakyat/2/11/08).

Tanpa mengenyampingkan arti penting faktor keturunan (genetika), perkembangan anak ditentukan oleh lingkungan dan stimulasi, hal ini erat kaitannya dengan jalinan komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak. Dr Glenn Doman dalam The Gentle Revolution telah melakukan penelitian yang dilakukan pada anak cacat mental (saat lahir memiliki IQ di bawah 70). Ia menyediakan waktu setiap harinya untuk bermain, berbicara, bercerita, menunjukkan gambar dan berbagai informasi kepada mereka dengan sabar dan tekun. Hasilnya sangat luar biasa! Kegiatan komunikasi yang dilakukannya pada anak cacat mental yang berusia 2 dan 3 tahun telah menjadikan anak-anak ini mampu berpikir dan berbuat seperti layaknya anak-anak yang lahir normal. Melalui penelitiannya inilah lantas Dr Glenn berpikir jika semua aktivitas komunikasi yang diberikannya tersebut diberlakukan pada anak-anak yang ber-IQ normal hasilnya tentu akan sangat luar biasa!

Kenyataan ini menunjukkan bahwa komunikasi positif – verbal maupun non verbal – yang dilakukan orang dewasa terhadap anak akan berpengaruh pada kemampuan aktualisasi anak. Jika sejak dini anak sudah sering diajak dialog, berdiskusi, bercerita, dan dibiasakan untuk berani mengungkapkan isi hatinya, maka kepercayaan diri anak akan tumbuh. Tidak akan ada rasa sungkan, canggung, dan takut lagi pada diri anak untuk bersikap terbuka kepada orang tuanya. Jika keterbukaan anak dan orang tua sudah terjalin dengan baik, maka diharapakan akan mendobrak kekakuan, kebekuan serta kebuntuan interaksi orang tua dan anak yang akan sangat menghambat perkembangan anak di kemudian hari.

http://www.geocities.com/islamdotorg/muslim_children_in_south_africa.jpg

Berikut ini, ada 4 langkah menciptakan komunikasi positif orang tua dengan anak yang mudah-mudahan bermanfaat:

1. Landasi Komunikasi dengan Penghargaan
Dalam Islam, sikap menghargai pendapat anak telah diajarkan dan bahkan telah dipraktekkan pula oleh Rasulullah SAW sebagaimana terlihat dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Sahal bin Sa’ad r.a.:
“Rasulullah SAW diberi minuman, dan beliau minum sebagian. Di sebelah kanannya duduk seorang anak, dan di sebelah kirinya beberapa orangtua. Rasulullah SAW bersabda kepada anak itu,”Apakah engkau mengizinkanku untuk memberi kepada mereka?.Maka anak itu menjawab,”Tidak, demi Allah. Bagianku yang diberikan oleh engkau tidak akan saya berikan kepada siapa pun.” Maka Rasulullah SAW meletakkan minuman ditangan anak itu. Dan dia adalah Abdullah bin Abbas” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Pakar komunikasi Dale Carnegie mengatakan, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Bahkan menurutnya kebutuhan untuk dihargai ini adalah “rasa lapar” manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa "Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai."

Di samping kasih sayang, anak juga membutuhkan penghargaan. Karenanya hargailah mereka, agar mereka berkembang menjadi orang yang percaya diri dan pandai menghargai orang lain.

2. Bangunlah Kepercayaan
Apa yang akan Anda lakukan saat keluarga dalam keadaan yang “genting”, saat komunikasi tersumbat dan “obrolan” Anda dengan anak Anda tidak pernah mengalir dengan mulus. Sudah saatnya Anda kembali ke dasar hati Anda. Kembalilah ke “nol”. Bahwa esensi komunikasi tidak terbatas "hanya" pada penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain saja. Ada hal mendasar yang harus ada agar komunikasi berjalan lancar, yaitu kepercayaan (trust). Sebaik apapun materi komunikasi, sedalam apapun kehati-hatian Anda dalam memilah kata-kata yang tepat bila tidak dilandasi kepercayaan dari Anda kepada anak Anda, maka komunikasi akan menjadi sulit dan tidak efektif.

3. Menunjukkan Rasa Empati
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia akan berusaha memahami anaknya terlebih dahulu. Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi anak. Persiapkan diri Anda untuk menjadi bagian dari anak Anda, membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan serta harapan-harapannya.

4. Jadilah Pendengar yang Baik
Anak akan merasa dihargai, merasa percaya diri dan mengembangkan penilaian positif terhadap dirinya, ketika orang tua menaruh perhatian tidak hanya pada kata-kata yang diucapkannya, tapi juga pada gagasan, keyakinan, kesimpulan, serta perasaan, bahkan ketika pendapat tersebut tidak sesuai dengan pendapat orang tua. Sikap orang tua yang banyak “mendengarkan” anak, membuat anak berani membuat perbedaan tanpa takut dihukum, dilecehkan atau ditertawakan.

Bill Scott secara khusus menyampaikan bahwa kunci pertama untuk mendengarkan efektif adalah konsentrasi yang dibantu oleh kesiagaan (alertness). Kesiagaan mental di bantu dengan kesiagaan fisik – bukan sekedar kebugaran fisik, melainkan juga bahasa tubuh. Mendengarkan anak secara sungguh-sungguh, membuat anak percaya pada orangtua. Hubungan mutual trust, ini membuat anak merasa lebih nyaman berada bersama orang tua. Anak akan lebih memilih ‘curhat dengan orang tua dan siap menjadi “partner” ketika orang tua yang giliran butuh didengarkan. Keadaan inilah yang akan memudahkan Anda membangun kebersamaan di dalam keluarga.

Selasa, 16 Juni 2009

HADIAH TERINDAH UNTUK ANAK


Hadiah Terindah Untuk Anak
Dia menilai sukses atau gagalnya seseorang termasuk anaknya semata-mata dengan hitungan materi, benda atau uang.


Rosululloh SAW bersabda : "Tidaklah orangtua memberikan kepada anaknya pemberian yang lebih utama selain dari pendidikan yang baik " (HR. Tirmidzi & Thabrani)

Meskipun hadist ini dinilai lemah (dhaif) namuan isinya tidaklah bertentangan dengan Al Qur'an maupun hadist-hadist lain. Bahkan sebaliknya, baik ayat Al Qur'an maupun hadist-hadist,mendukung makna hadist diatas. Hadist ini menegaskan bahwa penberian terbaik dari ayah dan ibu untuk anaknya adalah pendidikan yang baik. Artinya, hadiah apapun yang diperenbahkanoleh orang tua kepada anak seperti hp, motor, mobil, rumah dan hal material lainnya, belumlah bermakna sebelum si orangtua mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik.



Rasululloh SAW juga bersabda, "Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan baik" (HR Ibnu Majah). Kita boleh bangga bahwa kita menjadi orangtua yang sholeh taat kepada Allah dan rajin beribadah. Akan tetapi pernahkah kita berpikir tentang generasi yang akan datang. Siapa yang akan melanjutkan kesalehan kita? siapa yang akan membuat kesalehan itu semakin menyebar sehingga kehidupan msyrakat menjadi lebih baik? Bagaiamana kondisi dan nasib kaum muslimin sepeninggal kita? Allah SWT menginformasikan kepada kita kegelisahan dan keresahan Nabi Zakaria saat menatap masa depan sementara dirinya saat itu belum diberikan keturunan yang akan melanjutkan jejak langkah perjuangannya.

Firman-Nya:
Kaaf Haa Yaa 'Ain Shaad. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai". (QS.19 : 1-6)

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.". Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS.02 : 132-134)

Mari perhatikan ayat diatas, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ya’qub AS mewasiatkan kepada anak-anaknya dua hal : Bangga menjadi Muslim dan Istiqomah sebagai muslim hingga menjemput ajal menjemput. Bahkan Nabi Ya’qub melakukan tes kepada anak-anaknya tentang siapa yang akan mereka sembah setelah beliau tiada, “Apa yang akan sembah sepeninggalku?” Dengan lantang dan penuh dan penuh kepastian, hasil pendidikan orangtuanya, mereka mengatakan , “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”

Hadiah dari orangtua berupa pendidikan urusannya tidak hanya sampai di dunia melainkan tembus hingga akhirat. Benarlah Allah SWT mengingatkan para orangtua agar seluruh angota keluarga terselamatkan dari azab Allah di hari Akhirat.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. 66:6)

Agar mampu mempersembahkan hadiah terindah kepada anak, kita harus mampu menghilangkan segala kendala dan penghalang yang ada pada diri kita. Diantara kendala dan penghalang itu :

Pertama, pandangan materalistik terhadap kehidupan. Orang yang hanya memiliki pandangan materialis tentang kehidupan biasanya mengukur segala sesuatu dengan hitunagan materi, benda atau uang. Dia menilai sukses atau gagalnya seseorang termasuk anaknya semata-mata dengan hitungan materi, benda atau uang. Dia menilai anaknya sukses atau gagal dengan hitungan materi. Anaknya sukses ‘jadi manusia’ manakala si anak mampu mendapatkan kedudukan yang baik, uang yang banyak dan harta melimpah. Sementara anak yang miskin dianggap pasti gagal meskipun soleh.

Pandangan materialistik ini menyebabkan seseorang tidak peduli anaknya taat atau maksiyat kepada Allah SWT, tidak peduli berakhlak baik atau bururk yang penting uangnya banyak dan melimpah di kala telah dewasa.

Kedua, menjadi teladan yang buruk. Para ahli bijak mengatakan bahwa seribu nasihat tidaklah lebih berguna ketimbang satu kali perbuatan. Teladan menduduki posisi sangat penting dalam keberhasilan menddik anak. Bila seorag ayah bila setiap hari memberikan puluhan nasehat untuk berbuat jujur. Maka ribuan nasehat itu akan tumbang seketika ketika anaknya mendengar atau melihat langsung ayahnya berdusta.

Ketiga, kurang kesabaran. Perlu diingat bahwa pendidikan bukan dadakan. Perlu kesabaran yang prima dan besar untuk memberikan persembahan terindah kepada anak. Bukankah Rosukulloh SAW memerintahkan kita untuk mengajari anak shalat jauh sebelum masa dia menjadi mukallaf (terkena kewajiban) !

“Suruhlan anak-anak kalian shalat pada usia tujuh tahub dan ukulah bila sudah berusia sepuluh tahun (dan tidak mau melakukannya)” sabdanya. Jika kita mengitung perintah salat berdasarkan perintah nabi diatas, selama 3 tahun dan setiap waktu shalat berarti menghasilkan angka perintah yang sangat besar yakni : 5x365x3 = 5475 perintah/nasehat untuk salat.




Itulah urgensi pengulangan dalam pendidikan anak. Ada penelitian yang membuktikan bahwa informasi yang diulang satu kali hanya 10% saja yang bisa kita ingat akhir di bulan. Akan tetapi kalo informasi tersebut kita ulang sebanyak 6 kali dengan cara yang berbeda-beda maka kita akan mengingatnya 90%. Ini artinya anak akan senantiasa mengingat shalat dan urgensinya jika kita melakukan pentingnya melakukan ibadah shalat.

Dan hal ini tidak mungkin tercapai tanpa kesabaran. Jika setiap anak Indonesia mendapatkan hadiah terindah dari orangtuanya, yakni pendidikan yang baik, niscaya banyak persoalam yang akan dapat diselesaikan. Wallhu a’lam.


Bahan Bakar Air, Bikin Hemat BBM

Bahan Bakar Air, Bikin Hemat BBM
Foto bakteri (Wetsus)
Avatar Redaksi Indonesia
Wageningen, Belanda
Wageningen, Belanda

Bakteri Penghasil Bahan Bakar Air

Diterbitkan : Selasa, 05/20/2008 - 10:15 | Oleh Redaksi Indonesia
Diarsip dalam:

Para peneliti di Universitas Wageningen Belanda, menemukan bakteri khusus yang bisa mengubah sampah organik dalam air limbah menjadi air (Hydrogen). Impian menghasilkan bahan bakar air ekonomis kian dekat kenyataan. Penemuan ini sangat menjanjikan hingga menarik banyak peminat, salah satunya perusahaan minyak Shell yang bersedia membiayai penelitian selanjutnya.

Bahan bakar air bisa menjadi alternatif bahan bakar mobil bebas CO2. Air diubah menjadi listrik yang selanjutnya menggerakkan motor. Tidak ada limbah yang keluar!!! Hanya sedikit uap air. Sayang, ini masih sebatas angan-angan saja. Ada dua alasan. Pertama, pembuatan bahan bakar air mahal. Kedua, berkaitan dengan limbah CO2.

Prof. Cees Buisman dari bagian teknologi lingkungan Universitas Wageningen menjelaskan, "Sekarang ini kalau kita ingin membuat bahan bakar air yang ramah lingkungan, belum ada teknologinya. Untuk menghasilkan bahan bakar air, kita butuh bahan bakar fosil. Jadi, sama saja. Bahan bakar air memang ramah lingkungan, tapi energi yang dibutuhkan untuk membuatnya mungkin justru mengeluarkan CO2 lebih banyak lagi".

Jalan keluar
Tapi tampaknya masalah itu akan segera bisa dipecahkan. René Rozendal, karyawan Prof. Buisman, menemukan cara membuat bahan bakar air dari limbah air. Teknologi ini sangat menjanjikan. Dr. René Rozendal lulus S3 dengan predikat cum laude berkat penemuan itu dan sekarang bekerja sebagai peneliti di Brisbane, Australia. Penemuan itu sangatlah mengesankan.

"Rene dan saya sepakat mengadakan penelitian di Wageningen mencari bakteri yang bisa menghasilkan listrik. Ini sebenarnya penelitian yang sudah lama jalan. Mikroba khusus dikembangbiakkan pada bahan organis, misalnya limbah air. Mereka menghasilkan elektron dan proton, atau listrik. René Rozendal melakukan percobaan untuk menggabungkan elektron dan proton", kata Prof. Buisman.

Itu adalah prinsip dasar bahan bakar air. Ia kemudian menemukan gagasan yang sangat bagus. Ia membalik prinsip pembuatan bahan dasar air dengan mengalirkan listrik ke air limbah. Hasilnya, bakteri secara spontan menghasilkan bahan bakar air. Penemuan ini akan membuka jalan untuk menghasilkan bahan bakar air murah dan ramah lingkungan.

Metode baru ini lima kali lebih hemat daripada metode yang sekarang dipakai. Ini karena 80 persen dari kebutuhan energi untuk membuat bahan bakar air datang dari bahan organik yang ada pada limbah air. 20 persen lainnya berasal dari listrik yang dipakai untuk memicu bakteri guna menghasilkan bahan bakar air.

Penerapan praktis
Keuntungan lainnya adalah bakteri-bakteri yang telah dialiri listrik itu akan menjadi kuat dan bisa melahap habis semua bahan organik yang ada dalam air limbah. Hasilnya adalah air bersih. Hanya dengan sedikit proses pemurnian, air bisa aman dibuang kembali. Teknik ini jadi bisa diterapkan pada berbagai instalasi pengolahan air. Jadi, selain menghasilkan air bersih, juga bisa menghasilkan bahan bakar air.

Sebagian besar penelitian René Rozendal adalah tentang penerapan teknologi ini dalam skala besar. Hasilnya mencengangkan. Apabila seluruh air limbah di Belanda dipakai, maka bahan bakar air yang dihasilkan itu dapat digunakan untuk 20 persen total mobil di Belanda. Dan apabila bahan organik yang dipakai berasal dari tanah, akan dihasilkan cukup bahan bakar untuk semua mobil yang ada.

BAHAN bakar air untuk menghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) pada kendaraan bermotor temuan Djoko Sutrisno (51), makin diminati. Bahkan, masyarakat yang ingin belajar tak hanya dari Yogyakarta dan sekitarnya tetapi seluruh Indonesia. Setiap harinya tak terhitung berapa banyak yang tertarik ingin mencoba teknologi sederhana ini.

Keprihatinannya akan nasib rakyat kecil yang terkena dampak kenaikan BBM, membuat warga Jl HOS Cokroaminoto 76 Yogyakarta ini tidak segan-segan untuk berbagi ilmu. Bahkan, ia tidak mematok tarif khusus bagi yang ingin menerapkan bahan bakar air temuannya itu.
”Saya ingin membantu masyarakat yang saat ini dibuat pusing oleh kenaikan BBM.
Dengan teknologi ini mereka bisa menghemat BBM,” ucapnya kepada KR, Selasa (27/5) di sela kesibukannya melayani masyarakat yang ingin tahu bagaimana cara memasang alat tersebut.
Bahan bakar air ini bisa dipasang di mobil maupun sepeda motor tanpa harus mengganti komponennya. Alatnya sangat sederhana, hanya berupa tabung plastik, stainless steel yang berfungsi sebagai elektrolizer serta zat kimia Kalium Hidroksida sebagai katalisator. Di dalam elektrolizer ini air akan diubah menjadi Hidrogen. Unsur Hidrogen ini yang nantinya akan diambil sebagai sumber tenaga untuk menjalankan mesin.

”Untuk penghemat BBM pemasangannya cukup mudah seperti memasang klakson atau lampu tambahan. Tapi kalau untuk mengganti BBM membutuhkan modifikasi yang cukup banyak,” ucap bapak 3 anak ini.
Jika digunakan untuk mobil diletakkan di dalam mesin di ruang kosong kemudian diikat, sementara untuk sepeda motor di luar mesin. Dibanding dengan bensin, alat ini bisa menghemat hingga 100 persen untuk motor sedangkan untuk mobil bisa irit 30-70 persen.
Dicontohkannya, dalam perjalanan ke Jakarta sebuah kendaraan umum dari Terminal Giwangan ke Cililitan semula membutuhkan 200 liter solar setelah dipasang alat ini hanya memerlukan 120 liter. Begitu pula saat dirinya pergi ke Jawa Timur, biasanya sampai di Pasuruan harus isi BBM namun dengan alat ini sampai di Banyuwangi belum isi BBM.
Djoko mulai menemukan teknologi ini pada tahun 2005 tanpa sengaja saat hendak mengecek air accu pada mobilnya. Iseng, ia menyulut air di dalam accu dengan korek api ternyata menimbulkan letupan. Dari sini ia mulai berpikir bahwa air mengandung unsur Hidrogen. Dengan bekal pengalamannya bekerja di bengkel mobil kakaknya ia mulai mengutak-atik mobilnya.
”Tujuannya waktu itu ingin membuktikan bahwa ternyata mesin bisa menyala tanpa BBM,” ungkap lulusan SMP Pangudi Luhur ini.

Dari hasil eksperimennya itu kini banyak yang melirik apalagi saat harga BBM melambung tinggi. Banyak ‘murid-muridnya’ yang sudah mempraktikkan temuannya itu. Ia terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar tanpa ditarik biaya alias gratis. Hanya mengganti bahan baku alat ini yang cukup murah untuk motor Rp 50.000 sedang mobil Rp 100.000.
”Monggo ilmu ini disebarkan biar semua orang tahu. Selain motor dan mobil kemarin dari pihak PT KAI juga tertarik ingin memasang alat ini untuk menghemat BBM kereta api,” imbuh Djoko yang mulai memasang alat ini sejak tahun 2000.

Untuk perawatannya, menurut Djoko, tidak sulit seperti merawat mesin kendaraan pada umumnya. Bahkan, setelah digunakan dalam waktu cukup lama kualitas mesinnya masih bagus dan lebih bersih.

Sumber Kr.co.id

  1. Ulasan Majalah Motor tentang Hydrogen Booster
    Pemanfaatan energi alternatif yang sekarang ini sedang giat-giatnya dikembangkan, bukan mustahil akan datangkan hasil menggembirakan nantinya sebagai pengganti bahan bakar fosil.
    Tetapi dari sekian banyak hal yang sudah dapat dilakukan via pemanfaatan energi alternatif yang disebutkan tadi, hanya metode air saja yang dianggap mudah dan murah dalam pengaplikasiannya. Terlebih, sifatnya yang relatif mudah didapat. Untuk itu, kemunculan sekelompok orang yang concern terhadap aplikasi teknologi air. Metode ini bukan gusur total bensin, tetapi melalui air diciptakanlah senyawa yang berfungsi sebagai ‘doping’, guna meningkatkan efisiensi pembakaran pada ruang bakar. Elektrolisis sendiri di sini diartikan sebagai proses pemisahan senyawa kimia air murni jadi hidrogen (H2) dan oksigen (O2) via aliran arus listrik ke pelat stainless steel yang dicelupkan ke dalam air tadi. Buat aplikasi di mobil, proses elektrolisis ini dibantu kinerjanya oleh arus listrik dari aki. Maka alat inilah yang disebut hydrogen booster atau penghasil gas hidrogen. Arief Budianto, salah seorang narasumber yang juga concern terhadap pengembangan teknologi ini mengatakan, “Poin utama pemakaian hydrogen booster bukan pada pengiritan bahan bakar, tetapi pada kesempurnaan efisiensi pembakaran. Yang akibatnya akan buat mesin jadi lebih bertenaga tapi tingkat konsumsi bahan bakar yang bisa dikatakan sesuai dan ramah lingkungan.” Klaimnya, hydrogen booster ini bisa naikkan performa mobil plus hilangkan gejala knocking yang sudah lama dikeluhkan sebelumnya. Secara umum, hidrogen booster ini dilengkapi dengan 2 wadah air, yang salah satunya berfungsi sebagai tempat proses elektrolisis buat pembentukan hidrogen dan oksigen. Yang lainnya difungsikan sebagai bubler pengaman. Sehingga gas yang dihasilkan akan dirubah dalam bentuk gelembung udara. Itu juga membantu pisahkan kinerja ‘generator’ hidrogen dan mesin mobil, sekaligus berfungsi sebagai dryer atau penghilang kelembaban gas hasil proses elektrolisis tadi. Dimana gas ini lalu disalurkan masuk ke mesin melalui saluran udara ke throttle body atau karburator. Dan hal ini diklaim akan membuat mesin tetap bekerja normal, walaupun pada kondisi campuran bahan bakar yang terbilang minim. Tetapi catatan penting Arief, -panggilan akrabnya-, dalam menciptakan alat yang berbahan dasar air ini adalah boiling point. Hal ini tak lain untuk cegah air cepat mendidih di dalam wadah, yang akan berubah jadi uap air dan cepat habis. Selain itu, uap air ini juga dinilai kurang bersahabat dengan jeroan mesin karena potensi merusaknya. Diperlukan ‘ECU’ pada hidrogen booster, yang dirancang dengan perangkat elektronis, mengatur besaran suhu ideal dibatasi sebelum mencapai suhu titik didih air. Hasil olahan tadi yang berupa hidrogen selanjutnya dimasukkan ke ruang bakar. Nah, di ruang bakar inilah hidrogen banyak bantu proses pembakaran dengan karakteristiknya yang relatif lebih cepat terbakar sekaligus punya suhu pembakaran yang lebih rendah daripada bahan bakar konvensional. Maka apabila gas hasil elektrolisa diinjeksikan ke dalam ruang bakar, volume gas hasil elektrolisa sedikit banyak bisa gantikan campuran bahan bakar yang masuk ke ruang bakar. Hal ini juga munculkan kandungan oksigen dalam ruang bakar jadi relatif lebih banyak dibandingkan campuran bahan bakar saja. Akibatnya, tentu pembakaran lebih efisien dan terasa seperti terjadi peningkatan tenaga. Ilustrasinya begini; seperti diketahui, pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar tak pernah mencapai seratus persen. Artinya, pada langkah awal kerja hingga langkah pembuangan, campuran bahan bakar masih bereaksi. Dengan kata lain, masih ada sisa bahan bakar yang tidak terbakar sempurna, yang akibatkan penumpukan karbon di ruang bakar karena laju rambat pembakaran (front flame) dari bahan bakar yang relatif lebih lambat. Nah dengan hidrogen, maka bahan bakar mampu dibakar habis. Otomatis terjadi efisiensi lewat peningkatan tenaga maupun gas buang yang cenderung lebih ‘hijau’, karena mengurangi kadar Karbonmonoksida (CO) dan Hydrocarbon (HC), serta meningkatkan Oksigen (O2)
    Reporter : Rudy

    HYDROGEN BOOSTER
    DOPING VIA INJEKSI HIDROGEN

    Impresi Aplikasi Hydrogen Booster : JADI LEBIH IRIT DAN BERTENAGA Memang hidrogen booster ini bisa dperdebatkan efektivitasnya. Utamanya dalam hal besaran daya buat hasilkan hidrogen dalam proses elektrolisa. Karena alternator mobil sendiri daya alternatornya terbatas, maka makin banyak arus listrik yang diproduksi alternator, sebanding sama banyaknya konsumsi bensin. Tetapi hal tersebut bukanlah masalah besar. Sebab klaim pembuktian hidrogen booster buatan Arief pada BMW 318i (E30) tahun 1990 bermesin 1.800 cc, terbukti adanya penghematan pemakaian bahan bakar yang mencapai lebih kurang 10%. Ini didapat dari perhitungan jarak tempuh yang 254 km, dibagi dengan 29 liter Premium yang terpakai. Metodenya sendiri dengan mengisi penuh tangki bahan bakar, yang pada titik tertentu kemudian, bahan bakar yang berkurang di tangki akibat konsumsi untuk jarak yang sudah dijalani ditambahkan kembali. Maka didapatlah hasil 1:8,6, “Padahal sebelumnya, untuk dapetin angka 1:8 aja susahnya minta ampun,” ujar Adi sang pemilik. “Lagi pula tenaganya (mesin, Red) jadi besar dan ngelitiknya hilang,” tambah Adi lagi. Untuk membuktikannya langsung, MOTOR mencoba hitung kecepatan data dengan pakai Vericom VC3000 di mobil Adi. Metode pengetesannya dengan menitik-beratkan akselerasi 0-100 km/jam, dengan atau tanpa hidrogen booster. Sebelumnya di dalam mobil terdapat 3 orang dengan total berat 250 kg, dengan kondisi mesin mobil standar pabrikan. Setelah dilakukan pengetesan beberapa kali, hasil hidrogen booster munculkan hasil 14,04 detik dalam jarak 239,9 m. Ini adalah angka paling tinggi didapat pada saat pengetesan. Sedangkan jika dibandingkan waktu tercepat tanpa booster ini diperolehlah waktu 14,13 detik. Maka di sini terjadi peningkatan akselerasi lebih dari 0,10 detik.
    Reporter : Rudy

    Menyiasati kenaikan bahan bakar fosil, penggunaan hidrogen booster ini bisa dibilang besar manfaatnya. Bayangkan saja, dengan nilai oktan yang terbilang besar di atas 130,
    maka hidrogen punya tahanan lebih baik untuk tekanan kompresi dibanding bahan bakar konvensional. Untuk mobil-mobil yang minum Pertamax (oktan 94) dan Pertamax Plus (oktan 98) sebagai bahan bakarnya, paling terasa keiritannya. Sebab dengan hidrogen, maka pemakaian Premium (oktan 80) bisa dilakukan dengan performa mesin yang serupa. Sebab dengan pencampuran ini, bikin nilai oktan pada premuim bertambah (130+80), tentu saja kurangi konsumsi bensin beroktan lebih tinggi daripada bahan bakar sebelumnya. Lagian, gejala knocking pun dijamin tidak muncul, sebab percampuran ini sudah memenuhi kebutuhan oktan bagi mesin. Ilustrasi singkatnya seperti ini; jika per minggu satu mobil Pertamax membutuhkan bahan bakar 50 liter dengan asumsi harga per liternya Rp 10 ribu, maka uang yang dibelanjakan per minggunya untuk bahan bakar adalah Rp 500 ribu. Nah dengan pemakaian hidrogen booster jadi yang dihargai Rp 1 juta(harga awal , maka pergantian ke Premium bisa dijalani. Kalau saja pemakaian Premium yang harganya Rp 6 ribu seliter sama dengan Pertamax yang 50 liter per minggunya, maka uang yang dibelanjakan pun jadi lebih sedikit. Hanya berkisar Rp 300 ribu, berarti penghematannya mencapai Rp 200 ribu per minggu. Dalam satu bulan atau 4 minggu, total penghematan mencapai Rp 800 ribu. Silakan pilih!

    http://www.multiniagasolusindo.com/index.php?option=com_content&task=view&id=66&Itemid=2

    Product multiniagasolusindo.com on TABLOID OTOMOTIF

    http://pengiritbbm.blogspot.com/2008/12/product-adhydro-variable-on-tabloid.html
    Friends, Now we launch HHO aDHydro variable motorcycle:
    + Variable HHO production depend on RPM
    + Clean tap water only/ TDS 40-60/ air minum aqua merek ‘AQUA’
    + Maximum milleage gain 47,5% without tuning, with tuning, up to 150%(only HHO, voltage stabilizer, dan fuel magnetizer)/ penghematan maksimum tanpa tuning 47,5%, dengan tuning sampai 150%(dalam ulasan diatas sengaja TANPA tuning hanya HHO, penstabil tegangan dan magnet bensin)
    + Durable electronics control module, As Booster at low RPM and Limiter at High RPM
    + Acrylic glass window to see HHO production & water level
    + 7 days/ 200km interval between water change
    + Auto off when engine not running
    + Easy instalation
    + Affordable price
    For further information on installing/ delivery please : http://www.multiniagasolusindo.com/index.php?option=com_content&task=view&id=66&Itemid=2


    Rekan, dengan semakin dalam pengalaman di pembuatan hidrogen booster, boster kami telah dimuat tabloid otomotif dan majalah motor:

  2. Info Produk hydrogen booster/ boster hidrogen/ hho generator aDHydro di majalah MOTOR Hydrogen Booster terbukti meningkatkan performa mesin, dengan cara menambah pasokan zat hydrogen ke dalam ruang bakar. Maka salah satu diantaranya yang diklaim berhasil adalah produk lansiran ADHYDRO ini. Ini adalah produk kedua yang telah mengalami penyempurnaan dan mengusung kelebihan non boiling point, dan mampu menghasilkan lebih banyak hidrogen buat mesin.Alat ini hanya menggunakan media air murni (air “AQUA”), yang dimasukkan ke dalam tabung yang tersedia. Lalu air tersebut akan mengalami pengaliran aliran listrik pada elemen yang tersedia di dalamnya, yang otomatis akan menghasilkan gas hidrogen. Pemasangannya pun cukup mudah, karena seudah berbentuk paket. Hanya tinggal sambungkan ke intake manifold.Oh ya, selain keuntungan peningkatan performa yang signifikan, ternyata pemakaian hidrogen booster ADHYDRO ini, diklaim mampu mengefisienkan pemakaian bahan bakar yang berimbas pada lungsuran gas buang yang lebih bersahabat. Bahkan asap knalpot pun tercium seperti uap rebusan air. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan kontak penjualnya!
    http://pengiritbbm.blogspot.com/2008/12/adhydro-static-mobil-di-majalah-motor.html
    http://pengiritbbm.blogspot.com/2008/12/adhydro-hho-variable-motor-di-tabloid.html
    http://www.pengiritbbm.blogspot.com


Subsidi pemerintah untuk BBM tahun 2007 sudah mencapai 50,64 triliun rupiah. Sungguh beban yang amat berat bagi pemerintah yang sekarang ini terus mengalami defisit anggaran. Sementara, harga bahan bakar minyak (BBM) semakin melambung padahal konsumsinya terus meningkat. Tak hanya itu, penggunaan BBM juga menyebabkan emisi gas yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Menyikapi hal itu, eksplorasi energi alternatif pengganti BBM terus dilakukan. Belum lama ini, para peneliti di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil menemukan energi baru dari air, yang telah dipatenkan dengan nama Banyugeni.

Sesuai namanya, Banyugeni, energi ini berasal dari air (hidrofuel). Inspirasi penelitian hidrofuel ini berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an, sebagaimana dikemukakan oleh Rektor UMY, Dr Khoiruddin Bashori, "At-Thur ayat 6 yang berbunyi perhatikan laut yang berapi, Al-Anbiya’ ayat 30 dan Kami jadikan dari air segala sesuatu hidup, dan At-Takwir ayat 6, dan apabila laut dipanaskan."

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, para peneliti UMY berupaya mengakomodasikan sinyal-sinyal teknologi yang termaktub dalam al-Qur’an, dengan melakukan penelitian dan pengembangan.

Banyugeni mempunyai varian produk berupa hidro-kerosene (setara minyak tanah), hidro-diesel (setara solar), hidro-premium (setara bensin), dan hidro-avtur (setara bahan bakar jet). Produk-produk itu akan terus dikembangkan untuk mendapatkan kualitas terbaiknya.

Untuk menghasilkan hidrofuel, digunakan teknologi “mekanotermal-elektrokemis” yang mencakup empat macam proses yaitu mekanik (gerak), thermal (panas), listrik dan kimiawi. Perpaduan ke empat proses itu, dengan bahan baku air yang sangat natural, akan menghasilkan beberapa produk bahan bakar minyak yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi bagi lingkungan. Kandungan unsur dan sifat bahan bakar minyak yang sudah diolah pada Banyugeni memungkinkannya langsung digunakan pada mesin tanpa terlebih dahulu mengubah atau memodifikasi komponen.

Hasil ujicoba menunjukkan hidro-kerosene dapat langsung digunakan untuk menyalakan kompor minyak tanah, lampu minyak atau petromak. Hidro-diesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel atau mobil dengan bahan bakar solar, dan hidro-premium dapat langsung digunakan pada mobil, motor atau mesin berbahan bakar bensin dan pesawat aeromodeling. Sementara hidro-avtur telah diujicobakan pada mesin berbahan bakar jet misalnya untuk pesawat aeromodeling.

Produk-produk itu aman digunakan. Tidak korosif, beremisi sangat rendah, dan tidak menyisakan banyak residu.

Hidro-premium tidak bersifat korosif sehingga tidak menyebabkan karat (skala copper strip corrosion 1a). Ia juga tidak meninggalkan residu (hanya 0,5 %vol dari maksimal 2,0 %vol yang diijinkan). Selain itu kandungan bahan pencemar dari emisi bahan bakar ini sangat rendah, antara lain kandungan sulfur hanya 0,03 %wt (dari maksimal 0,05 %wt yang diijinkan) serta kandungan timbal (Pb) hampir nol (dari maksimal 0,013 yang diijinkan). Pada pengujian terhadap pesawat aeromodeling, bahan bakar ini ternyata cukup bagus, memberikan rpm > 16.000.

Hidro-avtur juga tidak korosif, dan beremisi rendah (total sulfur hanya 10% dari maksimal yang dipersyaratkan) dan tidak mudah membeku (freezing point -45oC). Dari pengujian terhadap pesawat aeromodeling, bahan bakar ini dapat digolongkan sebagai bahan bakar jet. Untuk penggunaan sebagai jet-fuel, hidro-avtur ini sangat istimewa karena akan tetap bersifat dingin, memiliki IBP (initial boiling point) 164 derajat Celcius. Demikian juga Hidro-diesel, tidak bersifat korosif (copper strip 1a), IBP 201 derajat Celcius, beremisi rendah, dan tidak meninggalkan residu berlebihan, dengan index Cetane 51,3.

Hasil pengujian terhadap hidro-kerosene memperlihatkan bahwa bahan bakar rakyat tersebut tidak korosif (copper strip corrosion 1a), IBP 161oC, tidak beracun dan tidak beremisi (total sulfur 0,03 %wt dari max 0,2 %wt yang diijinkan) dan tidak meninggalkan residu (hanya 0,5 %vol). Pada pengujian dengan lampu minyak, hidro-kerosene tidak menimbulkan asap jelaga yang berlebihan.

Produk-produk itu telah diuji di PT CoreLab Indonesia, sebuah laboratorium internasional yang independen. Hasilnya secara meyakinkan menunjukkan bahwa keempat varian Banyugeni itu telah memenuhi standar Dirjen Migas.

Penelitian ini terus akan dikembangkan, tidak saja pada level laboratorium, namun juga level industri sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi pada sektor transportasi, sektor industri, dan sektor rumah tangga dengan harga yang murah. Implikasi pengembangan produk ini sangat luas, seperti pengurangan beban biaya produksi semua sektor, dan secara langsung akan menghemat anggaran negara untuk subsidi BBM.

Panduan Membuat Mesin Berbahan Bakar Air







Car Water

Car Water

Judul : PRELIMINARY PLANS TO RUN YOUR CAR ON TAP WATER!
Penulis : N/A
Jumlah halaman : 16 halaman
Format : PDF
Bahasa : Inggris
Harga : Rp.0 (Gratis)
Direquest oleh :
Dishare oleh : bung-eko

Lagi – lagi BBM naik. Bahan bakar minyak yang kini sudah termasuk dalam kebutuhan pokok ini selalu naik dari waktu ke waktu. Sampai – sampai kita bingung harus bagaimana..

Mahasiswa sudah banyak yang demo..tetap saja naik..Masyarakat sudah banyak yang mengeluh..lagi – lagi BBM tetap naik.

Hmmm…bagaimana kl saya mengajak temen2 untuk membuat kendaraan bermotor kita dari yang sebelumnya menggunakan BBM menjadi berbahan bakar air..??
Wow..pasti hemat. Air saat ini bisa kita dapatkan secara gratis dan yang pasti melimpah. Namun bagaimana caranya??

Jangan khawatir. Di Ebook berbahasa inggris dan berudul PRELIMINARY PLANS TO RUN YOUR CAR ON TAP WATER! ini, dijelaskan secara rinci bagaimana cara dan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat kendaraan anda menjadi berbahan bakar air.

Ini adalah konsep yang revolusioner. Penjelasannya singkat dan lugas disertai dengan gambar yang akan semakin memperjelas konsep tersebut.

bagi anda yang tertarik untuk mengubah kendaraan anda menjadi berbahan bakar air, silahkan download ebook gratis ini.

Jangan lupa kl punya ebook, di share disini ya…thanks lho..

Sebelum download ebook ini baca dulu TIPS MEMPERCEPAT DOWNLOAD DISINI

DOWNLOAD EBOOK GRATIS INI (243 KB)


download dan dapatkan ratusan ebook gratis lainnya di www.pusatgratis.com

Pusat Gratis — Pusat tutorial, Download Ebook dan Software gratis



    Download Juga:
  1. Tips hemat BBM
  2. Panduan Membuat Blog Dengan Wordpress
  3. Panduan Cara Membuat dan Menggunakan Rekening E-Gold
  4. Panduan Membeli Laptop / notebook
  5. Panduan Pengecekan dan Reparasi Mobil

Senin, 15 Juni 2009

METODE PENDIDIKAN RASULULLAH


METODE PENDIDIKAN RASULULLAH TELADAN

DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ISLAM BAGI PENDIDIK UMAT

1. LATAR BELAKANG

Era globalisasi seakan tidak bisa dibendung lajunya memasuki setiap sudut negara dan menjadi sebuah keniscayaan. Era ini menghendaki setiap negara beserta individunya harus mampu bersaing satu sama lain baik antar negara maupun antar individu. Persaingan yang menjadi esensi dari globalisasi tak jarang memiliki pengaruh dan dampak yang negatif pula jika dicermati dengan seksama. Pengaruh yang ada dari globalisasi pada aspek kehidupan meskipun awal tujuannya diarahkan pada bidang ekonomi dan perdagangan serta memberikan dampak multidimensi. Globalisasi memang menjadi lokomotif perubahan tata dunia yang tentu saja akan menarik gerbong-gerbongnya yang berisi budaya, pemikiran maupun materi.

Bidang pendidikan pun juga tidak luput dari efek yang ditimbulkan dari globalisasi. Isu yang digulirkan untuk pendidikan adalah kompetensi bagi setiap individu yang terlibat dalam proses pendidikan maupun keunggulan kompetitif yang harus dimiliki oleh institusi pendidikan. Jika dilihat sekilas, muatan nilai yang terdapat dalam agenda globalisasi nampak universal dan tidak memiliki dampak negatif. Namun jika ditelaah standard kompetensi dan keunggulan kompetitif yang seperti apa inilah yang perlu dicermati dengan seksama.

Faktanya, standard tersebut tampak di permukaan ditentukan oleh dunia internasional melalui lembaga internasional semacam UNESCO atau yang sejenis dan menjadi sebuah kesepakatan dunia, akan tetapi ada sisi gelap yang belum terkuak yaitu pihak perumus standard tersebut adalah negara Eropa dan Amerika. Bagi kalangan masyarakat awam, kedua kawasan (Eropa dan Amerika) tersebut masih relevan menjadi kiblat peradaban modern dan mapan. Dikatakan demikian karena penampakan yang ada dan diopinikan dengan sistematis bahwa Amerika dan Eropa telah berhasil menjadi negara yang unggul dibandingkan negara lainnya dan menampakkan gambaran kesejahteran dan kemakmuran yang dirasakan oleh setiap orang yang berada di kawasan tersebut.

Pandangan akan kemilau keberhasilan Amerika dan Eropa membangun peradaban modernnya yang didalamnya juga terdapat pola pendidikan diasumsikan terbaik tidak hanya bagi masyarakat awam. Negara-negara di dunia ketiga yang notabene banyak diantaranya adalah negeri-negeri muslim silau dengan keberhasilan pendidikan di kedua kawasan tersebut dan menjadikannya benchmark / patokan untuk pengembangan pendidikan di negaranya masing-masing.

Perlu diketahui bersama, sisi gelap dalam pola pendidikan yang dirumuskan oleh Amerika dan Eropa yaitu tidak adanya muatan nilai ruhiyah, dan lebih mengedepankan logika materialisme serta memisahkan antara agama dengan kehidupan yang dalam hal ini sering disebut paham Sekulerisme. Implikasi yang bisa dirasakan namun jarang disadari adalah adanya degradasi moral yang dialami oleh anak bangsa. Banyak kasus buruk dunia pendidikan yang mencuat di permukaan dimuat oleh beberapa media massa cukup meresahkan semua pihak yang peduli terhadap masa depan pendidikan bangsa yang lebih baik.

Ambillah contoh, baru-baru ini seluruh pelajar SMA di Indonesia melangsungkan Ujian Akhir Nasional. Standard kelulusan yang ditetapkan Mendiknas tiap tahunnya dinaikkan mulai dari 3,00 pada tahun 2003 hingga 5,25 pada 2008 ini. Penetapan standard ini sebagai implementasi penyetaraan kompetensi pelajar Indonesia dengan pelajar Internasional. Tapi di tataran praktik, banyak terjadi fenomena paradoks dan fakta yang ironis. Seperti anak yang dikenal pintar ternyata tidak lulus UAN dengan berbagai alasan, belum lagi variasi kecurangan selama UAN berlangsung yang ternyata tidak dominasi pelajar tapi juga sampai pada jajaran guru dan sekolah untuk mengelabui dan mengejar standard kelulusan.(JawaPos, 23/04/2008)

Juga, Indonesia diketahui sebagai negara pada urutan ketujuh dunia sebagai negara pengakses situs-situs porno. Lebih jauh lagi, dibahas didalamnya ternyata sebagai pengakses situs porno dari Indonesia dari kalangan pelajar. Prosentase terbesar diduduki oleh pelajar SMA sejumlah 38% diikuti oleh mahasiswa sebesar 33,6% dan ternyata dari kalangan siswa SMP juga menjadi pengakses situs porno17,3% sisanya sebesar 11% ditempati oleh masyarakat non pelajar. (Times, 14/12/2006)

Kasus parah lainnya yang tampak sebagai indicator degradasi moral dalam pandangan umum adalah tawuran yang sering dilakukan di kalangan pelajar ternyata juga merambah di kalangan mahasiswa. Padahal jika memandang secara idealnya, seharusnya semakin tinggi jenjang pendidikan yang dilalui oleh anak didik semestinya yang bersangkutan mengedepankan etika dan logika-rasional akademisi. Maksudnya mahasiswa sebagai insan pendidikan yang menjalani jenjang tertinggi tidak seharusnya terbawa emosi sehingga berujung pada tawuran. Peristiwa yang sering terjadi di kota Jakarta, maupun Makassar, Medan, Palu itu yang tampak, mungkin akan banyak lagi yang belum terjangkau liputan media massa sehingga tidak tampak di permukaan.

Beberapa contoh kasus diatas merupakan efek negatif dari pola pendidikan yang diadopsi Indonesia dari negara acuannya yaitu Eropa dan Amerika. Dikatakan berefek negatif karena ditinjau secara kebijakan makro, pendidikan Barat tidak lepas dari kerangka berpikir pada ideologi kapitalisme. Padahal sudah banyak dikupas habis banyaknya kelemahan dan keburukan pada ideology kapitalisme sebagai buah tangan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara mikro, permasalahan tidak adanya link and match antara materi yang didapatkan di bangku sekolah dengan realitas yang ada di lapangan. Sehingga anak didik sering mengalami kebingungan sesuai menyelesaikan masa studi dan mulai memasuki masyarakat. Lulusan institusi pendidikan belum sempat menentukan langkah sudah tenggelam dengan hiruk pikuknya tata kehidupan materialistic.

Selain itu, esensi materi pendidikan yang distandardisasi (baca : ditiru) dari Barat bermuatan budaya dan pemikiran yang tidak sesuai dengan syari’at Islam. Indikasi yang bisa dijumpai, masih diajarkannya teori evolusi Darwin tanpa diimbangi dengan pemahaman Islam terhadapnya. Hukum kekekalan massa pada fisika yang juga semestinya dinilai secara kritis dalam pandangan Islam oleh gurunya. Belum lagi pelajaran yang berkaitan dengan sosial-ekonomi yang bisa dikatakan sekitar 85% tidak sesuai dengan Syari’at Islam. Ditambah lagi mata pelajaran agama yang diajarkan di sekolah maupun pendidikan tinggi cuma +2 jam dalam seminggu. Itupun materi ajarnya ‘menjenuhkan’ artinya dari mulai Sekolah Dasar hingga Pendidikan Tinggi pembahasannya berputar permasalahan ibadah mahdloh. Sedangkan permasalahan interaksi manusia (muamalat) hampir tidak ada sama sekali.

Derasnya serangan tsaqofah Barat seperti sikap hedonistic dengan implikasinya berupa gaya hidup hura-hura, konsumeristik, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas, individualistic, kebebasan yang salah arah dan lepas kendali serta tampilan pada anak didik sebagai generasi permisif dan anarkis yang telah disebutkan diatas secara eksplisit wujudnya. Serangan tersebut berakibat pada pengaruh dan peran pendidik umat (guru) menurun drastic sehingga pendidik umat secara perlahan-lahan kehilangan kewibawaan dan keteladanan di tengah-tengah anak didik.

Akhirnya kita dihadapkan pada perkara inti yaitu bagaimana gambaran pola pendidikan Islam ? bagaimana pula sosok pendidik umat yang dibutuhkan untuk membangun kepribadian Islam pada anak didik kaum muslimin?. Pertanyaan ini akan mudah untuk dijawab jika kita memiliki pedoman yang jelas dan kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah serta ber-azzam (bertekad kuat) untuk menggali dan mengeksplorasi khazanah Islam sebagai fundamendal pendidikan generasi muda yang handal. Karena sungguh didalam Al-Qur’an Sunnah telah dijelaskan dengan mendalam segala aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan. Maka dari itu penulis mencoba akan menguraikan pada penjelasan berikut ini.

2. ARAH DAN PILAR PENDIDIKAN ISLAM

Kerusakan yang lama ada pada pola pendidikan di negara Barat sepatutnya ditinggalkan oleh kaum muslimin. Kerusakan tersebut timbul dikarenakan tidak adanya muatan ruhiyah dalam penelitian dan pengembangan sains dan teknologinya. Sehingga dampak yang bisa dirasakan, pola pendidikan tersebut menghasilkan output berpikir dan bersikap berdasarkan pada prinsip materialisme dengan menanggalkan prinsip syari’at Islam. Dari sinilah problem sosial kemasyarakatan muncul dan kerusakan tatanan kehidupan. sebagaimana telah disitir dalam ayat berikut ini

Telah nyata kerusakan didaratan dan dilautan oleh karena tangan – tangan manusia “. (Ar- Rum : 41).

Segala urusan dunia jika solusinya diserahkan pada hasil pemikiran manusia tanpa melibatkan hukum-hukum Allah didalamnya, maka solusi tersebut tidak bisa menuntaskan masalah. Sehingga yang terjadi adalah fenomena tambal sulam ataupun gali lubang, tutup lubang atas masalah yang ada. Maka dari itu jika ingin menyelesaikan masalah tanpa masalah termasuk pendidikan harus berujung pangkal pada Islam.

Islam diturunkan Allah SWT melalui Rasulullah Muhammad tidak sekadar melakukan perbaikan akhlaq. Namun lebih jauh lagi, turunnya Islam menjadi penyempurna dari semua agama yang ada dan memuat semua tata aturan kehidupan secara paripurna. Islam menjelaskan aturan mulai dari masuk kamar mandi hingga masuk parlemen, mulai dari menegakkan sholat hingga menegakkan Negara Islam. Demikian pula, Islam menjelaskan secara total bagaimana kaidah pendidikan sesuai dengan Khitab As-Syaari’. Jadi sangat disayangkan jika kaum muslimin berpaling dari Islam malah meniru total pendidikan ala Barat karena silau dengan kemajuannya.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqoroh : 208)

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”(QS.Al-Ahzab : 36)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS.An-Nisa’: )

Sepanjang sejarah dunia, Islam telah terbukti mampu membangun peradaban manusia yang khas dan mampu menjadi pencerah serta penerang hampir seluruh dunia dari masa-masa kegelapan dan kejayaannya +13 abad lamanya. Factor paling menentukan atas kegemilangan Islam membangun peradaban dunia adalah keimanan dan keilmuannya. Tidak ada pemisahan ataupun dikotomi atas kedua factor tersebut dalam pola pendidikan yang diterapkan. Sehingga generasi yang dihasilkan juga tidak diragukan kehandalannya hingga kini.

Sebut saja tokoh Ibnu Sina sebagai sosok yang dikenal peletak dasar ilmu kedokteran dunia namun beliau juga faqih ad-diin terutama dalam hal ushul fiqh. Masih ada tokoh-tokoh dunia dengan perannya yang penting dan masih menjadi acuan perkembangan sains dan teknologi berasal dari kaum muslimin yaitu Ibnu Khaldun(bapak ekonomi), Ibnu Khawarizm (bapak matematika), Ibnu Batutah (bapak geografi), Al-Khazini dan Al-Biruni (Bapak Fisika), Al-Battani (Bapak Astronomi), Jabir bin Hayyan (Bapak Kimia), Ibnu Al-Bairar al-Nabati (bapak Biologi) dan masih banyak lagi lainnya. Mereka dikenal tidak sekadar paham terhadap sains dan teknologi namun diakui kepakarannya pula di bidang ilmu diniyyah.

Kalau begitu pola pendidikan seperti apa yang mampu mencetak generasi islam berkualitas sekaliber tokoh-tokoh dunia tersebut? Penting kiranya menyatukan persepsi tentang pendidikan sesuai kaidah Syara’. Hakekat pendidikan adalah proses manusia untuk menjadi sempurna yang diridhoi Allah SWT. Hakikat tersebut menunjukkan pendidikan sebagai proses menuju kesempurnaan dan bukannya puncak kesempurnaan, sebab puncak kesempurnaan itu hanyalah ada pada Allah dan kemaksuman Rasulullah SAW. Karena itu, keberhasilan pendidikan hanya bisa dinilai dengan standar pencapaian kesempurnaan manusia pada tingkat yang paling maksimal. Setelah diketahui hakikat pendidikan maka berikutnya bisa dirumuskan tujuan dari pendidikan Islam yang diinginkan yaitu :

1. Membangun kepribadian islami yang terdiri dari pola piker dan pola jiwa bagi umat yaitu dengan cara menanamkan tsaqofah Islam berupa Aqidah, pemikiran, dan perilaku Islami kedalam akal dan jiwa anak didik. Karenanya harus disusun dan dilaksanakan kurikulum oleh Negara.

2. Mempersiapkan generasi Islam untuk menjadi orang ‘alim dan faqih di setiap aspek kehidupan, baik ilmu diniyah (Ijtihad, Fiqh, Peradilan, dll) maupun ilmu terapan dari sains dan teknologi (kimia, fisika, kedokteran, dll). Sehingga output yang didapatkan mampu menjawab setiap perubahan dan tantangan zaman dengan berbekal ilmu yang berimbang baik diniyah maupun madiyah-nya.

Kedua tujuan dari pola pendidikan Islam bisa terlaksana jika ditopang dengan pilar yang akan menjaga keberlangsungan dari pendidikan Islam tersebut. Pilar penopang pendidikan Islam yang dibutuhkan untuk bekerja sinergis terdiri dari :

1. Keluarga

Dalam pandangan Islam, keluarga merupakan gerbang utama dan pertama yang membukakan pengetahuan atas segala sesuatu yang dipahami oleh anak-anak. Keluarga-lah yang memiliki andil besar dalam menanamkan prinsip-prinsip keimanan yang kokoh sebagai dasar bagi si anak untuk menjalani aktivitas hidupnya. Berikutnya, mengantarkan dan mendampingi anak meraih dan mengamalkan ilmu setingggi-tingginya dalam koridor taqwa. Jadi keluarga harus menyadari memiliki beban tanggung jawab yang pertama untuk membentuk pola akal dan jiwa yang Islami bagi anak. Singkatnya, keluarga sebagai cermin keteladanan bagi generasi baru. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

كلّ مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصّرانه أو يمجّسانه

“Setiap anak dilahirkan atas fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak itu beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)

رضى الرّبّ في رضى الوالدوسخط الرّبّ في سخط الولد

“Ridho Tuhan terletak pada ridho orang tua, demikian juga kemurkaan Tuhan terletak pada kemurkaan orang tua.” (HR.Al-Bukhori no.6521)

2. Masyarakat

Pendidikan generasi merupakan aktivitas yang berkelanjutan tanpa akhir dan sepanjang hayat manusia. Oleh karena itu, pola pendidikan Islam tidak berhenti dan terbatas pada pendidikan formal (sekolah), namun justru pendidikan generasi Islami yang bersifat non formal di tengah masyarakat harus beratmosfer Islam pula. Kajian tsaqofah islam serta ilmu pengetahuan dan sarana penunjangnya menuntut peran aktif dari masyarakat pula. Ada beberapa peran yang bisa dimainkan masyarakat sebagai pilar penopang pendidikan generasi islami yaitu sebagai control penyelenggaraan pendidikan oleh negara dan laboratorium permasalahan kehidupan yang kompleks.

خذاالحكمة ممن سمعتموها فانه قديقول الحكمة غير الحكيم وتكون الرمية من غير رام

Ambillah hikmah yang kamu dengan dari siapa saja, sebab hikmah itu kadang-kadang diucapkan oleh seseorang yang bukan ahli hikmah. Bukankah ada lemparan yang mengenai sasaran tanpa disengaja?” (HR. Al-Askari dari Anas ra dalam kitab Kashful Khafa’ Jilid II, h.62))

العلم ضالة المؤمن حيث وجده أخذه

Hikmah laksana hak milik seorag mukmin yang hilang. Dimanapun ia mejumpainya, disana ia mengambilnya (HR. Al-Askari dari Anas ra)

3. Madrasah

Tempat untuk mengkaji keilmuan lebih intensif dan sistematis terletak pada Madrasah. Semasa Rasulullah SAW, masjid-masjid yang didirikan kaum muslimin menjadi lembaga pendidikan formal bagi semua manusia. Didalamnya tidak semata-mata membahas ilmu diniyah, namun juga ilmu terapan. Rasulullah menjadikan masjid untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam, tapi penyusunan strategi perang pun juga seringkali dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabat didalam masjid. Sedangkan dimasa modern saat ini pendidikan bisa dialihkan yang semula masjid ke tempat dengan fasilitas yang menunjang dalam proses pembelajaran lebih efektif baik itu sekolah maupun perguruan tinggi. Hal ini sah-sah saja dan tidak bisa dianggap sebagai upaya memisahkan anak didik dari masjid.

Peradaban Islam mengalami puncak kegemilangan pada saat Bani Abbasiyah memegang tampuk kekuasaan dalam system pemerintah Khilafah Islamiyah. Sepanjang pemerintahan Khilafah Abbasiyah, perhatian sangat besar diberikan pada pengembangan ilmu pengetahuan dengan pola pendidikan islami. Sejarah mencatat berdirinya Bait Al-Hikmah sebagai madrasah dengan jenjang pendidikannya yang sistematis. Bait Al-Hikmah dibangun oleh Khalifah Al-Ma’mun yang dikenal sebagai khalifah pencinta ilmu pengetahuan. Dari Bait Al-Hikmah inilah lahir tokoh-tokoh muslim ternama yang telah disebutkan sebelumnya. Juga Bait Al-Hikmah lah menjadi mercusuar ilmu pengetahuan yang didatangi oleh semua orang dari segala penjuru dunia termasuk Barat. Dan munculnya Renaissance di Eropa terjadi setelah banyak orang Eropa menggali ilmu pengetahuan dari bait Al-Hikmah.

Sistematika pendidikan islam yang bisa diterapkan dalam madrasah dikelompokkan secara berjenjang (marhalah) yang harus memperhatikan fakta anak didik di setiap tingkatan. Tentunya bobot yang diberikan disetiap tingkatan memiliki komposisi yang berbeda namun proporsional. Sedangkan keberhasilan sistematika pendidikan islami yang ada pada madrasah tergantung pada para tenaga pendidiknya. Perkembangan sikap dan pemahaman yang terdapat pada anak didik merupakan tanggung jawab terbesar pada para tenaga pendidik. Lebih dari itu, syakhsiyah Islamiyah yang dicita-citakan pada anak didik menjadi sempurna apabila para tenaga pendidiknya lebih dahulu memiliki syakhsiyah islamiyah tersebut dan mampu meningkatkan secara berkelanjutan. Madrasah meletakkan harapan besar kepada para tenaga pendidik untuk memberikan proses yang tidak sekadar transfer of knowledge tapi juga cultivate of spirit and value. Maka dari itu arti guru yaitu digugu dan ditiru benar-benar bisa terlaksana dan terjaga dengan baik.

4. Negara

Negara sebagai pilar penopang bisa mewujudkan pola pendidikan Islami akan lebih optimal, efektif dan sempurna jika didukung dengan semua kebijakan yang dikeluarkan terhadap aspek kehidupan ini berlandaskan syari’at Islam. Peran yang bisa diambil oleh Negara dalam mewujudkan pola pendidikan Islami diantaranya :

a. Menyusun kurikulum berdasarkan aqidah islam untuk semua institusi pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi). Filterisasi terhadap paham-paham sesat dan menyesatkan bisa dijalankan melalui standar kurikulum Islami. Sehingga harapannya tidak lagi masuk di materi sekolah tentang teori Darwin, ekonomi ribawi, serta filsafat liberal-sekuler dan lainnya yang tidak sesuai dengan Aqidah Islam.

b. Seleksi dan kontrol ketat terhadap para tenaga pendidik. Penetapan kualifikasi berupa ketinggian syakhsiyah islamiyah dan kapabilitas mengajar. Jika sudah didapatkan tenaga pendidikan yang sesuai kualifikasi, negara harus menjamin kesejahteraan hidup para tenaga pendidik agar mereka bisa focus dalam penelitian dan pengembangan ilmu bagi anak didik dan tidak disibukkan aktivitas mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

c. Menyajikan content pendidikan dengan prinsip Fikru lil Amal (Link and Match / ilmu yang bisa diamalkan). Artinya jangan sampai isi materi pendidikan tidak membumi (tidak bisa diterapkan) sehingga tidak berpengaruh dan tidak memotivasi anak didin untuk mendalaminya.

d. Tidak membatasi proses pendidikan dengan batasan usia dan lamanya belajar. Karena hakekat pendidikan adalah hak setiap manusia yang harus dipenuhi oleh Negara. Allah mengamanahkan penguasa negara untuk benar-benar memenuhi kebutuhan umat tanpa syarat termasuk pendidikan.

الامام راع وهو مسؤول عن رعيته

“Seorang imam (pemimpin) adalah bagaikan penggembala, dan ia akan diminta pertanggungjawaban atas gembalaannya.” (HR. Ahmad, Syaikhan, Tirmidzi, Abu Dawud, dari Ibnu Umar)

Arah Pendidikan


3. PERAN PENDIDIK DALAM ISLAMIC CHARACTER BUILDING

Rasulullah SAW selaku penyampai risala Islam yang mulia merupakan cerminan yang komprehensif untuk mencapai kesempurnaan sikap, prilaku, dan pola pikir. Bahkan sayyidah ‘Aisyah tatkala ditanya oleh beberapa sahabat mengenai pribadi Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Rasulullah itu adalah Al-Qur’an berjalan. Artinya semua kaidah kehidupan yang ditetapkan islam melalui Al-Qur’an semuanya contoh sudah terdapat dan dijumpai dalam diri Rasulullah SAW. Beliau bukan hanya menjadi seorang nabi, tapi juga kepala negara. Beliau tidak cuma sekadar bapak tapi juga guru dengan teladan yang baik. Allah SWT sendiri telah memuji keluhuran pribadi Rasulullah SAW dalam ayat-Nya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS.Al-Ahzab : 21)

Jaminan mardhatillah akan didapatkan oleh setiap orang yang bersungguh-sungguh menggali dan meneladani kepribadian Rasulullah. Selain itu jaminan keselamatan dan syafa’at saat hari kiamat akan diberikan Rasulullah. Jadi tidak ada keraguan lagi dan tidak akan memilih cara lain termasuk dalam menerapkan pola pendidikan selain yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Sosok Rasulullah SAW yang menjadi pendidik sukses bisa diakui tidak cuma kalangan dunia Islam namun juga dari komentar yang diberikan oleh kalangan Barat seperti Robert L. Gullick Jr. dalam bukunya Muhammad, The Educator menyatakan: “Muhammad merupakan seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar. Tidak dapat dibantah lagi bahwa Muhammad sungguh telah melahirkan ketertiban dan stabilitas yang mendorong perkembangan Islam, suatu revolusi sejati yang memiliki tempo yang tidak tertandingi dan gairah yang menantang… Hanya konsep pendidikan yang paling dangkallah yang berani menolak keabsahan meletakkan Muhammad diantara pendidik-pendidik besar sepanjang masa, karena -dari sudut pragmatis- seorang yang mengangkat perilaku manusia adalah seorang pangeran di antara pendidik”. Selain itu Michael Hart dalam bukunya 100 tokoh dunia meletakkan Rasulullah Muhammad di posisi pertama sebagai sosok paling berhasil dan tak tergantikan oleh sosok lainnya berkaitan dengan memimpin dan mendidik umat dalam kurun waktu singkat sehingga terwujud kehidupan yang mulia.

Wujud pendidik umat yang mampu membangun generasi islami dengan ciri yang melekat padanya berupa pola pikir dan pola jiwa yang islami sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah bisa ditinjau dari sifat seorang pendidik serta strategi pendidikan yang dimiliki pendidik. Jika kedua hal ini dipahami dengan benar dan diimplementasikan dengan istiqomah, niscaya generasi islami akan terwujud. Sifat Rasulullah memang yang paling khas adalah Shiddiq, Fathonah, Tabligh, dan Amanah. Namun secara spesifik untuk seorang pendidik, bisa dijumpai sifat yang dicontohkan Rasulullah SAW berikut ini :

a. Kasih Sayang. Wajib dimiliki oleh setiap pendidik sehingga proses pembelajaran yang diberikan menyentuh hingga ke relung kalbu. Implikasi dari sifat ini adalah pendidik menolak untuk tidak suka meringankan beban orang yang dididik.

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…” (QS.Al-Fath : 29)

b. Sabar. Bekal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pendidik yang sukses. Keragaman sikap dan kemampuan memahami yang dimiliki oleh anak didik menjadi tantangan bagi pendidik. Terutama bagi anak didik yang lamban dalam memahami materi dibutuhkan kesabaran yang lebih dari pendidik untuk terus mencari cara agar si anak didik bisa setara pemahamannya dengan yang lainnya.

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS.Al-Baqoroh : 153).

c. Cerdas. Seorang pendidik harus mampu menganalisis setiap masalah yang muncul dan memberikan solusi yang tepat untuk mengembangkan anak didiknya merupakan wujud dari sifat cerdas. Kecerdasan yang dibutuhkan tidak cuma intelektual namun juga emosional dan spiritual.

d. Tawadhu’. Pantang bagi seorang pendidik memiliki sifat arogan (sombong) meski itu kepada anak didiknya. Rasulullah mencontohkan sifat tawadhu’ kepada siapa saja baik kepada yang tua maupun yang lebih muda dari beliau. Sehingga tidak ada jarang yang renggang antara pendidik dengan anak didik dan akan memudahkan pembelajaran dan memperkuat pengaruh baik pendidik kepada anak didik karena penghormatan.29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

عن أنس بن مالك رض الله عنه مرّ صبيانٍ فسلّم عليهم وقال كان النبيّ صلى الله عيه وسلّم يفعله(HR.Bukhori)

e. Bijaksana. Seorang pendidik umat tidak boleh mudah terpengaruh dengan kesalahan bahkan oleh keburukan yang dihadapinya dengan bijaksana dan lapang dada sehingga akan mempermudah baginya memecahkan sebab-sebab permasalahan tersebut

f. Pemberi Maaf. Anak didik yang ditangani oleh pendidik umat tentunya tidak luput dari kesalahan maupun sikap-sikap yang tidak terpuji lainnya. Maka dari itu pendidik umat dituntut untuk mudah memberikan maaf meskipun ada sanksi yang diberikan kepada anak didik yang menjadi pelaku kesalahan sebagai bagian dari edukasi.

g. Kepribadian yang Kuat. Sanksi bisa jadi tidak diperlukan dalam mengedukasi anak didik jika seorang pendidik umat memiliki kepribadian yang kuat (kewibawaan, tidak cacat moral, dan tidak diragukan kemampuannya) sehingga memunculkan apresiasi dari anak didik, bukannya apriori. Sehingga secara otomatis bisa mencegah terjadinya banyak kesalahan dan mampu menanamkan keyakinan dalam diri anak

h. Yakin terhadap Tugas Pendidikan. Rasulullah dalam menjalankan tugas mengedukasi umat selalu optimis dan penuh keyakinan terhadap tugas yang diembannya. Patutlah jika pendidik umat juga memiliki sifat ini yaitu yakin usaha sampai, karena Allah SWT akan mempercepat pemberian terhadap manusia yang memiilki keyakinan tinggi terhadap keberhasilan setiap tugas yang dilakukan. Sesuai dengan hadits Qudsi bahwa Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

Sifat-sifat diatas menjadi bekal dan support bagi pendidik umat untuk berhasil dalam mengimplementasikan strategi yang disusunnya. Rasulullah sebagai pendidik memiliki strategi pendidikan yang penting diketahui. Strategi tersebut terdiri dari metode, aksi, dan teknik yang diperlukan dalam mendapatkan hasil yang maksimal untuk pendidikan islami. Metode yang dilakukan Rasulullah meliputi :

1. Spiritual-Mentality Building. Rasulullah meletakkan pondasi mental berlandaskan aqidah yang kuat terhadap kaum muslimin semasa itu. Karena jika pendidikan tidak dimulai dari dalam diri, maka apapun manifestasi pendidikan tersebut hanyalah manipulatiif. Pembentukan mental islam yang kuat akan menghindarkan anak didik dari penyakit hati seperti benci, dengki, buruk sangka, sombong, bohong, pesimis, dsb. Jika seseorang telah mampu mengeliminasi penyakit hati, maka orang tersebut berpotensi besar untuk sukses.

2. Applicable. Allah SWT tidak pernah memerintahkan keimanan kecuali disertai dengan tindakan nyata. Maka berawal dari kenyataan ini, Rasulullah SWT melakukan penguatan pengetahuan teoritis dengan aplikasi praktis. Sebab akan bisa didapatkan manfaat hakiki yang lahir dari aplikasi praktis terhadap pengetahuan teoritis tersebut.

“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik” (QS.Ar-Ra’d : 29)

3. Balance in Capacity. Artinya sebagai seorang pendidik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah memberikan penugasan dan menjelaskan sesuatu sesuai dengan kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh anak didik. Karena, tugas yang berlebihan akan menyebabkan seorang pendidik tersebut dijauhi dan tugasnya pun akan ditinggalkan. Metode ini sesuai dengan hadits Rasulullah

فاذا أمرتكم بشيء فاتوامنه مااستطعتم

“jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka tunaikanlah sesuai dengan kemampuan kalian (yang paling maksimal). (HR.Muslim no. 1307)

ما انت بمحدّث قوم حديثًا لاتبلغه عقولهم إلاّكان لبعضهم فتنةً

“ Kamu sekali-kali janganlah memberi penjelasan kepada suatu kaum, penjelasan yang tidak bisa dijangkau oleh akan mereka, kecuali ia akan menjadi fitnah bagi sebagian diantara mereka.”(HR.Muslim)

4. Right Treatment for Diversity. Pendidikan Islami memerlukan tindakan tepat terhadap keragaman anak didik. Keragaman tersebut bisa diklasifikasi berdasarkan demografi. Rasulullah memberi perlakuan berbeda dalam mendidik antara pria dengan wanita, antara orang badui dengan orang kota, antara orang yang baru masuk islam dengan yang sudah lama memeluk islam. Sehingga jika tepat dalam memberi perlakuan terhadap keragaman anak didik, apa yang disebut adil akan terwujud dari pendidik kepada anak didik.

5. Priority & Thing First Thing. Kemampuan untuk membuat prioritas dan memilah yang terpenting daripada yang penting sangat diperlukan untuk dimiliki oleh pendidik. Prioritas dan mendahulukan hal terpenting dalam proses pendidikan islami berarti menanamkan kebiasaan kepada anak didik bertindak efektif dan efisien. Efektif artinya melakukan sesuatu yang benar sedangkan efisien berarti melakukan sesuatu dengan benar.

إغتنم خمسًا قبل خمس حياتك قبل موتك وصحّتك قبل سقمك وفراغك قبل شغلك وشبابك قبل هرمك وغناك قبل فقرك

Manfaatkan lima perkara sebelum (datang) lima perkara : masa hidupmu sebelum (datang) matimu, masa sehatmu sebelum (datang) masa sakitmu, masa senggangmu sebelum (datang) masa sempitmu, masa mudamu sebelum (datang) masa tuamu, dan masa kayamu sebelum (datang) masa miskinmu.” (GR. Tirmidzi)

6. Good Advice for Good Time. Pendidik umat harus mampu memberikan konseling kepada anak didik yang sedang dilanda masalah ataupun berbuat kesalahan fatal tanpa disadarinya. Ada yang perlu diperhatikan dalam pemberian nasehat/advice kepada anak didik yaitu kuantitas dan timing. Kuantitas maksudnya nasihat yang diberikan tidak banyak namun terkontrol dalam pelaksanaan pada anak didiknya. Jika terjadi pengabaian pada nasihat pertama, maka bisa kemudian diberi nasehat yang selanjutnya dan lebih berbobot. Lantas, mengenai waktu/timing penyampaian nasihat harus tepat. Pemilihan waktu yang tepat saat memberikan nasehat akan memberikan dampak perubahan yang luar biasa kepada anak didik.

7. Achievement Motivation.Motivasi berprestasi penting artinya dimasukkan dalam proses pendidikan islami karena mengandung dorongan positif yang kuat dari dalam diri manusia berefek pada sikap dan tindakannya mengarah pada hal yang positif pula. Sehingga kebajikan lebih dominan dan mampu melenyapkan keburukan sesuai dengan ayat Al-Qur’an :

“….Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk...(QS.Huud:114)

8. Coercive and Reward.Sanksi dan Penghargaan bisa dianggap sebagai upaya memotivasi anak didik. Ada kalanya anak didik berbuat baik karena takut dihukum dan ada yang memang menginginkan mendapat pujian dari gurunya. Sedangkan Rasulullah SAW mencontohkan mengedepankan penghargaan ketimbang sanksi karena Allah SWT mengutamakan menerima karena suka daripada karena takut. Menerima karena suka akan memunculkan kerinduan untuk melakukan apa yang diperintahkan dengan lapang dada.

9. Self-Evaluation. Rasulullah mengajarkan kepada kaum muslimin waktu itu dalam metode pendidikan yang beliau jalankan adalah evaluasi diri (muhasabah). Anak didik yang selalu diajak untuk melakukan evaluasi diri dalam keterlibatannya pada proses pendidikan islami akan memacu diri anak didik untuk melakukan perbaikan sehingga akan didapatkan peningkatan performance (kinerja) yang lebih baik lagi.

10. Sustainable Transfer.Pendidikan islami merupakan pembentukan diri dan prilaku yang tidak bisa didapatkan dalam waktu sekejap. Butuh kesinambungan proses baik transfer maupun control terhadap hasilnya. Proses pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah juga berjalan dalam jangka waktu yang tidak singkat. Waktu 13 tahun dihabiskan selama di Makkah dan dilanjutkan di Madinah di sisa usia beliau hingga kembali ke haribaan tidak pernah berhenti untuk terus dan terus mendidik umat.

Penjelasan singkat mengenai keteladanan Rasulullah SAW bagi pendidik umat bisa menjadi bekal untuk melakukan perbaikan mutu sikap dan pikir anak didik sesuai dengan syari’at Islam. Sebenarnya masih sangat luas sekali-hingga tak terhitung jumlahnya-,keteladanan yang diberikan Rasulullah SAW. Tapi sekali lagi, jika kita mau dan bertekad keras untuk memulai dari yang sedikit dulu namun istiqomah dan ada peningkatan bertahap kelak kemudian hari dari apa-apa yang telah dicontohkan Rasulullah, insya Allah akan menghasilkan kualitas anak didik yang tidak diragukan lagi kehandalannya.

4. KHATIMAH

Pembangunan dan pembentukan generasi islam berkualitas sebagaimana para sahabat, tabi’in, tabi’in-tabi’at dan ulama-ulama kenamaan merupakan bukti keberhasilan pola pendidikan islami. Generasi islam dinilai berkualitas apabila terbentuk pola pikir dan pola jiwa berlandaskan pada aqidah Islam yang kuat sehingga mampu mengintegrasikan keimanan dan kompetensi pada diri anak didik. Pola pendidikan islami sudah ada semenjak Rasulullah SAW hidup dan beliaulah yang meletakkan pondasinya dengan banyak keteladanan yang bisa diambil. Dengan dihasilkannya generasi islami juga akan didapati peradaban mulia seperti yang sudah tercatat dalam sejarah dunia tentang kegemilangan peradaban islam mengubah dunia dari kegelapan menuju pencerahan hakiki. Pendidikan islami mampu membuktikan janji Allah SWT dengan munculnya umat terbaik sesuai dengan ayat al-Qur’an :

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. Ali Imron : 110)

خير كم قرني ثمّالذين يلونهم ثمّ الذين يلونهم ثمّ الذين يلونهم

Sesungguhnya yang terbaik dari kalangan kamu ialah sezaman denganku, kemudian orang yang hidup selepas zaman aku, setelah itu orang yang hidup selepas mereka”. (HR. Al-Bukhori no. 1496)

DAFTAR PUSTAKA

- Abdurrahman, Hafidz., Membangun Kepribadian Pendidik Umat, WADI Press, 2008

- Ahmed, Shabir., Anas Abdul Muntaqim., Abdul Satar., Islam dan Ilmu Pengetahuan, Penerbit Al-Izzah, 1999

- Al-Baghdadi, Abdurrahman., Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam, Penerbit Al-Izzah, 1996

- Asari, Hasan., Menyingkap Zaman Keemasan Islam : Kajian Atas Lembaga-Lembaga Pendidikan, Mizan, 1994

- Hizbut Tahrir Indonesia, Membangun Generasi Berkualitas Dengan Perspektif Islam, 2003

- Hizbut Tahrir Indonesia, Generasi Cerdas, Generasi Peduli Bangsa : Solusi Tuntas Krisis Kepemimpinan, Proceedings Lokakarya Pendidikan Nasional, Jakarta, 2004

- Lukman, H. Fahmy. Syariat Islam dalam Kebijakan Pendidikan, www.icmimuda.org, 2006

- Yasin, Abu., Strategi Pendidikan Negara Khilafah, Pustaka Thariqul Izzah, 2004